Tak Segera Umumkan Capres, Pengamat: PDIP Partai Ideologis, Tak Terbawa Arus

Konten Media Partner
12 Januari 2023 18:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pakar Komunikasi Politik UGM, Nyarwi Ahmad. Foto: Widi RH Pradana
zoom-in-whitePerbesar
Pakar Komunikasi Politik UGM, Nyarwi Ahmad. Foto: Widi RH Pradana
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri belum juga mengumumkan calon presiden (capres) yang akan diusung partainya pada Pilpres 2024 mendatang. Padahal, sebelumnya banyak yang mengira kalau Mega akan mengumumkan nama capres PDIP pada perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-50 PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta, pada Selasa (10/1) kemarin.
ADVERTISEMENT
Pakar Komunikasi Politik UGM, Nyarwi Ahmad, mengatakan bahwa sikap Megawati yang tidak segera mengumumkan capres usungannya menegaskan bahwa PDIP adalah partai yang ideologis dan tidak mudah terseret oleh arus elektoral.
“Kenapa Bu Mega tidak secara spesifik menyampaikan siapa capres PDIP, karena PDIP ini ingin menegaskan sebagai partai ideologis yang tidak mudah terseret arus elektoral,” kata Nyarwi Ahmad saat menjadi pembicara pada Pojok Bulaksumur di UGM, Kamis (12/1).
Situasi ini menurut Nyarwi juga merupakan ujian bagi Ganjar untuk menunjukkan sejauh mana dia loyal kepada partainya. Pasalnya sejauh ini sudah ada beberapa partai lain yang mencoba untuk ‘membajak’ Ganjar dengan mengumumkannya sebagai capres mereka.
“Bahkan kemarin ada partai yang minta maaf karena ternyata Bu Mega belum mengumumkan tapi partai tersebut sudah mengumumkan,” ujarnya.
Dari kiri: Pengamat Politik UGM, Mada Sukmajati; Pakar Hukum Tata Negara UGM, Andi Sandi; Pakar Komunikasi Politik UGM, Nyarwi Ahmad, saat jadi pembicara dalam acara Pojok Bulaksumur di UGM. Foto: Widi RH Pradana
Sementara itu, pengamat politik lain dari UGM, Mada Sukmajati, mengungkapkan bahwa tak diumumkannya capres PDIP pada perayaan ulang tahun kemarin justru mengkonfirmasi bahwa partai berlogo kepala banteng itu akan mengusung Ganjar Pranowo sebagai capresnya,
ADVERTISEMENT
“Sebenarnya dengan tidak mengumumkan (capres) kemarin menurut saya justru sudah gamblang, Pak Ganjar (calonnya), siapa lagi?” kata Mada Sukmajati dalam kesempatan yang sama.
“Kemarin memutuskan untuk tidak mengumumkan itu sebenarnya justru mengumumkan, justru mengkonfirmasi dugaan publik bahwa PDIP akan mencalonkan Ganjar Pranowo,” tegasnya.
Dalam pidatonya, Megawati juga menyampaikan bahwa PDIP sudah memiliki kader yang siap untuk diajukan sebagai capres. Dari situ dapat diambil kesimpulan bahwa hanya ada dua kandidat yang mungkin dicalonkan oleh PDIP, yakni Ganjar Pranowo dan Puan Maharani. Sedangkan Megawati sendiri bukanlah kader PDIP, melainkan sebagai pemimpin bahkan pendiri partai.
Pakar Politik UGM, Mada Sukmajati. Foto: Widi RH Pradana
Mada juga mengatakan bahwa kans Puan Maharani untuk dicalonkan sebagai capres PDIP sangat kecil, pasalnya elektabilitasnya saat ini masih jauh tertinggal ketimbang nama tokoh lain seperti Ganjar Pranowo maupun Anies Baswedan. Jika PDIP tetap bersikukuh untuk mencalonkan Puan Maharani, maka ada harga mahal yang harus dibayar oleh PDIP.
ADVERTISEMENT
“Kalau PM (Puan Maharani) itu pertaruhannya sangat besar, tidak hanya untuk Megawati secara personal, tapi secara kelembagaan punya dampak kepada partai. Saya kira seorang Megawati yang sudah sangat matang mengkalkulasi politik pasti juga sudah menghitung,” ujarnya.
Dengan belum diumumkannya capres yang akan diusung PDIP, menurut Mada sebenarnya hal ini menjadi sinyal bahwa Megawati masih memberikan kesempatan untuk Ganjar Pranowo membuktikan diri bahwa dia layak mendapat tiket dari PDIP.
Karena itu, yang perlu dilakukan Ganjar saat ini menurutnya adalah mengoptimalkan sisa masa jabatannya sebagai Gubernur Jawa Tengah terutama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
“Menurut saya saat ini bolanya ada di GP (Ganjar Pranowo), ini kesempatan bagi GP untuk membuktikan kepada PDI Perjuangan bahwa dia layak mendapatkan tiket capres,” kata Mada Sukmajati.
ADVERTISEMENT