Teras Malioboro Tempias Hebat, Pedagang: Ventilasi Bangunan Salah Konstruksi

Konten Media Partner
4 Februari 2022 12:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tangkapan layar video tempias di Teras Malioboro membuat petugas harus membersihkan air yang menggenang. Foto: Dok. Miftah.
zoom-in-whitePerbesar
Tangkapan layar video tempias di Teras Malioboro membuat petugas harus membersihkan air yang menggenang. Foto: Dok. Miftah.
ADVERTISEMENT
Baru seminggu diresmikan, Teras Malioboro I dan II ternyata tak mampu menahan air ketika hujan deras mengguyur sebagai kawasan Yogyakarta pada Rabu (3/2) sore kemarin.
ADVERTISEMENT
Salah seorang pedagang di lantai 3 Teras Malioboro I, Miftah, menceritakan ketika hujan lebat disertai angin kencang, air hujan mengakibatkan tempias sangat besar yang masuk melalui lubang-lubang ventilasi di dinding bangunan. Akibatnya, seluruh lantai 3 basah dan tergenang oleh air.
“Lantai 3 sampai menggenang, seram kan itu,” kata Miftah berbahasa Jawa saat dihubungi, Kamis (3/2).
Miftah memahami, lubang ventilasi itu mungkin dibuat dengan maksud supaya udara pada siang hari tidak terlalu pengap. Namun karena perhitungannya kurang matang, ventilasi itu malah jadi celah untuk air ketika ada hujan deras. Tak cuma air hujan yang bisa masuk, burungpun menurut dia banyak yang masuk ke dalam gedung melalui lubang ventilasi itu, akibatnya banyak kotoran burung di banyak titik.
ADVERTISEMENT
“Ventilasinya memang estetik, tapi dari segi keamanan dan kenyamanan zonk banget itu, beneran,” lanjutnya.
Lapak di Teras Malioboro 1. Foto: Pemkot Yogyakarta
Tak sampai di situ, ventilasi udara yang ada menurutnya juga kurang berfungsi terutama pada siang hari. Sebab, jika siang hari cuaca terik, maka di dalam gedung rasanya benar-benar panas dan pengap. Karena itu dia berharap paling tidak nanti dari pemerintah memasang kipas angin atau blower untuk mengurangi hawa panas di dalam gedung itu. Sebab, jika nanti pengunjung makin ramai, pasti kondisinya akan jauh lebih panas dan pengap.
Dia juga berharap pemerintah akan lebih memperhatikan faktor keamanan dan kenyamanan tempat mereka jualan. Pasalnya, kondisi seperti itu menurutnya sangat mengganggu aktivitas jual-beli di dalam Teras Malioboro I.
“Apalagi karena terburu-buru atau gimana, sekarang lantaipun sudah mulai retak. Di lantai 3 ada retakan kan kami juga agak-agak khawatir,” kata Miftah.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Ketua Paguyuban PKL Malioboro-Ahmad Yani (Pemalni), Slamet Santoso, yang juga berjualan di Teras Malioboro I, mengatakan bahwa pihak paguyuban telah melaporkan kejadian tersebut ke pengelola supaya permasalahan tersebut bisa segera diatasi.
“Sudah dilaporkan,” kata Slamet Santoso.
Kondisi tak beda jauh terjadi di Teras Malioboro 2 yang berada di bekas Gedung Dinas Pariwisata DIY. Dalam sebuah video yang diunggah akun Twitter @lapak-malioboro, tampak talang air bangunan tersebut tak mampu menampung air sehingga luber dan membasahi kawasan Teras Malioboro 2.
“Hujan deras di Teras Malioboro 2 lumayan deras. Karena ini tidak muat untuk menampung air, yang di sini talangnya enggak muat sampai luber. Masih belum layak jualan ini lorong tengah kena banjir,” kata seseorang di dalam video tersebut.
Widihasto Wasana Putra. Foto: Dok. Pribadi
Ketua Sekretariat Bersama (Sekber) Keistimewaan Yogyakarta, Widihasto Wasana Putra, sangat menyayangkan kejadian tak mengenakan yang terjadi di Teras Malioboro. Pasalnya, baru sepekan gedung tersebut diresmikan tapi sudah banyak sekali keluhan dari para pedagang seperti yang tampak dalam video tempias hingga membuat genangan dan membasahi dagangan.
ADVERTISEMENT
“Saya kira ini memalukan Jogja,” kata Widihasto, kemarin malam.
Ilustrasi Yogyakarta. Foto: ESP
Menurutnya, masalah ini harus diusut tuntas, baik dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pengawasannya. Jika pembangunan Teras Malioboro melalui perencanaan dan pelaksanaan yang benar, menurutnya tidak akan terjadi masalah-masalah seperti yang dikeluhkan para pedagang, apalagi sampai terjadi air masuk seperti yang terjadi pada Rabu siang.
“Saya kira kejadian itu harus diusut, ini kan gedung belum ada seminggu diresmikan, kok mengalami kebocoran atau tempias yang hebat. Apalagi pembangunan Teras Malioboro menggunakan dana keistimewaan (Danais),” tandas Widihasto.
Hal ini menurutnya berpotensi memunculkan preseden buruk bahwa infrastruktur yang dibangun menggunakan dana keistimewaan seolah-olah pembangunannya dilakukan asal-asalan. Jangan sampai juga ratusan pedagang kaki lima (PKL) menjadi korban lagi dari masalah-masalah yang ada.
ADVERTISEMENT
“Kasihan pedagangnya, mereka sudah berat hati pindah, semangat di tempat baru, tapi kena air hujan seperti itu kan saya kira ini harus segera dibenahi,” kata Widihasto Wasana Putra.