news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

THR Cair, Menanti Puncak Kunjungan Mal di Jogja Akhir Pekan Ini

Konten Media Partner
7 Mei 2021 16:49 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Puncak kunjungan Mal di Jogja diperkirakan terjadi pada akhir pekan ini.
Ilustrasi mal. Foto: Pixabay
Tunjangan Hari Raya (THR) sudah mulai cair sejak 3 Mei kemarin, sesuai dengan PP No 63 tahun 2021 yang diterbitkan pemerintah tentang pemberian THR untuk PNS, CPNS, TNI, Polri, dan pejabat negeri lainnya. Pencairan THR tersebut ternyata berdampak positif bagi perkembangan mal atau pusat perbelanjaan di Jogja.
ADVERTISEMENT
Meski tidak melonjak secara signifikan, namun perlahan namun pasti tingkat kunjungan mal di Jogja mengalami kenaikan setelah THR mulai cair.
General Manager Hartono Mall, Dian Widiyanti, mengatakan bahwa telah terjadi kenaikan jumlah kunjungan di Hartono Mall meskipun tidak terjadi lonjakan yang signifikan.
“Kenaikan traffic-nya sekitar 20 sampai 30 persen,” kata Dian Widiyanti saat dihubungi, Kamis (6/5).
Kendati mengalami pertumbuhan yang positif, namun rerata jumlah kunjungan mal menurutnya masih jauh dibandingkan dengan kondisi normal sebelum pandemi ketika menjelang lebaran. Sebelum terjadi pandemi, kunjungan mal ketika menjelang lebaran bisa mencapai 45 ribu pengunjung lebih, namun sekarang jumlah kunjungan rata-rata hanya di kisaran 25 sampai 30 ribu pengunjung per hari.
“Minggu ini mestinya mencapai puncaknya, karena sudah minggu terakhir (menjelang lebaran),” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Adapun produk yang paling banyak dibeli pengunjung dalam beberapa hari terakhir menurut dia adalah pakaian dan peralatan sehari-hari di supermarket. Hal ini tidak lepas dari persiapan masyarakat untuk menyambut lebaran.
Adanya THR menurut Dian memang berdampak positif, terutama terhadap daya beli masyarakat sehingga berimplikasi pada kenaikan pengunjung di mal. Meskipun, cara belanja mereka tidak seperti tahun-tahun sebelum pandemi yang banyak memborong berbagai jenis pakaian maupun makanan untuk lebaran. Masyarakat cenderung lebih berhati-hati dalam membelanjakan uangnya mengingat situasi perekonomian yang belum benar-benar pulih karena pandemi.
“Dampaknya positif, tapi tidak jor-joran sekali belanjanya. Stok tenan-tenan juga masih banyak dan memadai, artinya tidak sampai kehabisan stok,” kata Dian.
Hal serupa juga terjadi di sejumlah mal lain di Jogja, salah satunya Malioboro Mall. Cairnya THR memang berdampak pada naiknya jumlah kunjungan dan belanja di sana, meskipun kenaikan yang terjadi juga tidak signifikan.
ADVERTISEMENT
Marketing & Promotion Malioboro Mall, Eunike Set Satyarini mengatakan belum adanya kenaikan yang signifikan karena saat ini masih hari kerja aktif. Dia memprediksi, nantinya puncak kunjungan masyarakat ke mal akan terjadi pada dua atau sehari menjelang lebaran ketika sudah memasuki cuti bersama.
“Biasanya puncak kunjungan pada hari liburnya, H-1 dan H-2 lebaran,” kata Eunike.
Beberapa hari terakhir, produk yang paling banyak dibeli di Malioboro Mall juga produk-produk fesyen. Untuk mengoptimalkan momentum lebaran ini, manajemen mal dan para tenan menurutnya akan menawarkan berbagai promo sepanjang bulan Ramadhan.
“Biasanya pada hari besar beberapa tenan juga mengadakan promo spesial untuk periode waktu yang lebih singkat,” ujarnya.
Dampak Pengetatan
Ilustrasi Jalan Malioboro, Jogja. Foto: Widi Erha Pradana
Situasi tak jauh berbeda juga terjadi di Plaza Ambarukmo (Amplaz). General Manager Amplaz, Surya Ananta, mengatakan bahwa mulai cairnya THR memang memberikan dampak positif terhadap jumlah kunjungan mal. Namun peningkatan yang ada juga relatif kecil, hanya sekitar 10 persen dibandingkan sebelum adanya THR.
ADVERTISEMENT
“Ada peningkatan, tetapi tidak signifikan ya, dalam artian tidak langsung lompat begitu,” ujar Surya Ananta.
Biasanya pada situasi normal jumlah pengunjung akan semakin besar ketika semakin dekat dengan lebaran. Namun tahun ini Surya tidak benar-benar yakin hal itu akan terjadi, mengingat pemerintah yang ternyata benar-benar makin memperketat mobilitas masyarakat.
Kebijakan tersebut membuat Jogja yang sebenarnya punya potensi didatangi banyak orang baik karena mudik maupun wisata, hampir bisa dipastikan akan sepi. Dengan begitu, satu-satunya pasar utama yang kini menjadi harapan adalah masyarakat yang memang tinggal di Jogja. Itupun menurutnya sangat terbatas, karena tidak mungkin setiap hari mereka berbelanja ke mal.
“Kalau situasinya seperti itu, mungkin ini akan landai. Yang semula pada kondisi normal itu makin mendekati lebaran makin tinggi, kali ini kemungkinan ya begini saja. Tetap ada kenaikan, tapi tidak melonjak,”ujarnya.
ADVERTISEMENT
Untuk memanfaatkan momentum lebaran ini supaya jumlah kunjungan bisa optimal, yang paling penting menurut Surya adalah membuat pengunjung merasa aman. Karena itu, berbagai protokol kesehatan menurut dia tetap dijalankan secara ketat.
“Yang kita tekankan adalah aman dan nyaman, jadi masyarakat tidak perlu takut untuk datang ke mal,” kata Surya.