Usaha Komunitas Teknologi Internet di Jogja Melawan Pandemi Corona

Konten dari Pengguna
7 April 2020 13:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Halaman depan web covid19.gamabox.id.
zoom-in-whitePerbesar
Halaman depan web covid19.gamabox.id.
ADVERTISEMENT
Taiwan, Hong Kong, dan China mengandalkan teknologi untuk menekan penyebaran kasus COVID-19. Sebuah sistem yang disebut “pagar digital” digunakan oleh pemerintah Taiwan untuk memantau keberadaan warganya yang sedang menjalani karantina.
ADVERTISEMENT
Sistem ini bisa melacak pergerakan orang-orang dengan akurat menggunakan sinyal ponsel mereka. Sehingga ketika orang yang bersangkutan meninggalkan tempat karantina, sistem akan langsung mengirimkan peringatan sekaligus memberi tahu polisi dan aparat lainnya.
Bisa saja orang itu pergi dan meninggalkan ponselnya? Untuk mengantisipanya, para petugas akan menelepon secara rutin dua kali sehari, untuk memastikan apakah orang yang sedang dikarantina tetap di tempatnya.
Di Hong Kong, pemerintah memberikan gelang dengan kode QR kepada semua pendatang baru yang menjalani karantina. Gelang yang mereka pakai akan dihubungkan dengan sebuah aplikasi yang harus diunduh ke ponsel masing-masing.
Ponsel mereka akan mengetahui apakah penggunanya meninggalkan tempat karantina atau tidak. Ada beberapa aspek yang digunakan untuk pemantauan itu, salah satunya adalah kekuatan sinyal WiFi di tempat karantina. Dengan begitu, petugas bisa memantau keberadaan mereka dan memastikan mereka mematuhi aturan karantina.
ADVERTISEMENT
China menggunakan sebuah teknologi yang disebut “kode kesehatan”, yakni sebuah sistem pewarnaan yang akan memberi peringkat warna kepada setiap orang sesuai risiko dia terpapar virus. Hijau menunjukkan risiko paling rendah, sementara merah menunjukkan risiko tertinggi.
Sistem itu mengharuskan mereka memasukkan berbagai informasi pribadi, mulai dari nama, nomor KTP, alamat lengkap rumah, riwayat perjalanan, serta informasi kesehatan selama 14 hari terakhir. Secara otomatis, sistem akan menampilkan kode kesehatan mereka sesuai informasi yang dimasukkan. Kode kesehatan juga bisa berubah setiap ada perubahan informasi.
Apa yang dilakukan oleh Taiwan, Hong Kong, maupun China memang sempat dikritik karena dinilai telah melanggar hak privasi masyarakat. Tapi hasilnya, keberhasilan mereka dalam menangani pandemi sejauh ini mengungguli negara-negara barat seperti AS, Spanyol, Italia, Prancis, Jerman, bahkan Inggris, negara-negara yang begitu mengagungkan demokrasi dan kebebasan individu.
ADVERTISEMENT
Di Jogja, dengan karakter gotong royong yang sangat kental, tiap komponen masyarakat juga ikut bergerak membantu mengatasi pandemi sesuai bidang masing-masing. Tidak terkecuali, para pegiat teknologi.
Melawan Pandemi dengan Data
Mardhani Riasetiawan, seorang dosen FMIPA UGM, pendiri Gamabox.id, tak mau tinggal diam begitu saja menanti wabah reda dengan sendirinya. Dia dan timnya di Gamabox.id ikut berusaha menahan persebaran COVID-19 dengan kekuatan analisis data.
“Mungkin ini bukan serangan balasan untuk mengalahkan COVID-19, tapi kami berperan di garda depan data, menyediakan informasi dan analisis,” ujar Mardhani ketika di hubungi kemarin.
Hasil analisis data ini, nantinya akan dijadikan sebagai amunisi para pemangku kebijakan dalam menyusun langkah strategis. Dia menyediakan data analytic dengan sudut pandang 360 degree view of data dan berkolaborasi dengan berbagai instansi yang berwenang. Hasilnya terbuka untuk umum dan bisa diakses melalui covid19.gamabox.id.
ADVERTISEMENT
Data Science Indonesia juga mencoba menggunakan keahliannya di bidang data science untuk membantu menekan persebaran COVID-19. Tuti Purwaningsih, Co-Founder Data Science Indonesia yang juga Dosen Statistika Universitas Islam Indonesia (UII) mengatakan timnya ikut mengawal perkembangan pandemi, tak hanya di Indonesia tapi juga di seluruh dunia.
Mereka membandingkan perkembangan pandemi di Indonesia dengan negara-negara lain. Dari situ, nantinya akan diketahui, misal ada negara mana yang mengalami kemajuan dan apa kebijakan yang dia berlakukan.
Misalnya di China sejak 16 Februari dan Korea Selatan sejak 3 Maret tidak ada kenaikan jumlah kasus positif yang signifikan. Hal itu karena adanya intervensi besar-besaran dan cepat dari pemerintah kedua negara tersebut untuk menekan jumlah kasus positif.
ADVERTISEMENT
“Salah satunya dengan penutupan wilayah atau lockdown,” ujar Tuti.
Data-data itu nantinya bisa digunakan oleh pemerintah dalam mengambil kebijakan, kira-kira langkah mana yang sudah terbukti berhasil di negara lain dan mungkin untuk diterapkan di Indonesia.
Penggalangan Dana
Sejumlah startup lain memiliki cara berbeda untuk mengambil peran di situasi pandemi. April ini, Amikom Business Park (ABP), sebuah inkubator startup di Jogja akan membuka kelas startup secara daring dan sebagian keuntungannya akan didonasikan untuk penanganan COVID-19.
“Jadi kami akan mengadakan ABP Startup School secara online di bulan April sampai Mei nanti,” ujar Fathin Naufal Nur Islam, Manajer ABP.
Sejumlah Startup lain yang tergabung dalam Aliansi Komunitas Startup untuk Melawan COVID-19 juga melakukan hal serupa. Aliansi itu terdiri atas sejumlah startup seperti BLOCK71 Yogyakarta, Waktukita.com, PatunganYuk, Gidicode, PKJ, Srawoeng Startup, Wideboard, Bukasuara, Karyamata, dan komunitas lainnya di Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Naufal yang juga salah satu bagian dari aliansi itu mengatakan mereka akan melakukan penggalangan dana melalui beberapa program seperti kelas daring, sharing sessions, dan talk show.
“Targetnya 20 April dana yang terkumpul sudah Rp 50 juta,” ujar Naufal.
Dana yang terkumpul, nantinya akan dibelikan suplai bahan pangan, immune booster dan suplemen, sabun tangan, masker, dan hand sanitizer untuk diberikan ke pekerja informal yang terdampak sangat besar akibat penurunan atau pemberhentian aktivitas ekonomi karena padnemi COVID-19. Selain itu, mereka yang masih harus terpaksa bekerja di luar rumah serta berisiko terinfeksi virus dan keluarga dengan penghasilan rendah di Yogyakarta juga menjadi target bantuan terebut.
Diterapkan di Luar Negeri
Covid19.gamabox.id yang dibangun oleh Mardhani resmi dirilis pada 13 Maret 2020. Di hari pertama, kunjungan website-nya sudah mencapai ratusan ribu. Hari-hari berikutnya, jumlah kunjungan terus meningkat, hingga pada hari ketiga dia dikontak langsung oleh koleganya di Myanmar.
ADVERTISEMENT
“Mereka meminta kami mendupikasikan yang kami kerjakan untuk diimplementasikan di sana. Tanpa pikir panjang kami iyakan,” kata Mardhani.
Ini adalah kesempatan agar apa yang dia lakukan bisa dimanfaatkan bukan hanya di Indonesia saja, tapi juga di seluruh dunia. Di hari yang sama, dashboard yang dia bangun dipakai di dashboard nasional, bersanding dengan enam dashboard lainnya.
“Setelah satu minggu movement digital ini kami rilis, data analytic COVID-19 kami makin banyak digunakan dan direferensikan beberapa pihak untuk kepentingan masing-masing,” lanjutnya.
Menurut Mardhani, di situasi sulit ini setiap orang harus ikut berkontribusi supaya situasi segera membaik. Ini adalah momentum bagi setiap orang, termasuk para pegiat teknologi untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya dan memberikan manfaat untuk sesama. (Widi Erha Pradana / YK-1)
ADVERTISEMENT
Gotong royong dan kesukarelawanan adalah kekuatan Bangsa Indonesia. Info-info mengenai kesukarelawanan dalam melawan pandemi corona bisa dikirim ke [email protected].