W House, Cara Mudah Pesan Homestay di Jogja

Konten dari Pengguna
11 Maret 2020 20:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi homestay. Foto : Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi homestay. Foto : Pixabay
ADVERTISEMENT
Baru sekitar setahun ini Andrean Nurdiansyah mengembangkan W House, sebuah startup yang menyediakan platform digital untuk memesan homestay. Jika pertama mendengarnya, sepertinya tak ada yang spesial dari W House, mengingat sudah sangat banyak platform pemesanan penginapan lainnya.
ADVERTISEMENT
Tapi W House bukan sekadar platform untuk memesan homestay. W House juga memegang langsung manajemen atas homestay-homestay tersedia. Setelah sekitar setahun berjalan, kini jumlah homestay yang tersedia di W House sudah lebih dari 100 homestay yang semuanya berada di bawah menajemen W House.
Sebanyak 20 persen dari homestay yang ada saat ini merupakan milik W House sendiri, sementara sisanya adalah milik mitra kerja mereka. Karena berada di bawah manajemen W House, mereka bisa mengontrol langsung rumah-rumah yang ditawarkan di platform mereka sehingga memenuhi standar yang sudah ditentukan. Mulai dari booking, check in, pelayanan, penentuan harga, handling customer, handling complain, sampai check out, semua ditangani oleh manajemen W House.
“Jadi otomatis secara harga, kualitas, maupun pelayanan, kami lebih bisa diunggulkan ketimbang platform lain yang hanya memasarkan kamar milik pihak ketiga,” ujar Andrean.
ADVERTISEMENT
Andrean memulai bisnis penginapannya secara konvensional pada akhir 2018, baru pada medio 2019, berbekal keterampilannya di bidang teknologi, dia mulai menggunakan platform digital untuk memasarkan penginapannya. Bisnisnya semakin berkembang ketika dia mengikuti program inkubasi yang diadakan oleh Amikom Business Park (ABP).
“Skill saya benar-benar diasah di sana. Kemudian ekosistem, saya jadi sering ketemu orang-orang dengan bidang yang bermacam, jadinya kan wawasan saya semakin bertambah,” lanjutnya.
Cocok untuk Rombongan
Ruang bersama di salah satu homestay yang dikelola W House. Foto : Widi Erha Pradana
Seperti namanya, W House tidak hanya menawarkan kamar, tetapi rumah seisinya. Sasaran pasar Andrean memang wisatawan-wisatawan yang datang rombongan. Karena itu, harga sewa homestay di W House jadi lebih murah. Satu unit homestay dengan kapasitas 8 sampai 9 orang dengan fasilitas standard, biaya sewanya hanya di kisaran Rp 450 ribu. Harga paling murah di hari biasa ada di kisaran Rp 200 ribu, sedangkan paling mahal Rp 2,5 juta yang bisa menampung hingga 50 orang.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa indikator yang digunakan untuk menentukan harga sewa homestay yang ditawarkan, seperti lokasi, semakin dekat dengan kota, harga sewa akan semakin tinggi. Selain itu, fasilitas juga menjadi pertimbangan tersendiri dalam menentukan harga sewa. Secara struktur bangunan, bangunan yang lama dan yang baru juga akan berbeda harga sewanya.
“Tergantung fasilitas dan kapasitasnya. Sama kalau musim liburan, biasanya harganya juga lebih tinggi,” ujar Andrean.
Andrean membaca besarnya pasar pariwisata yang ada di Jogja. Sementara penginapan, merupakan salah satu komponen yang harus ada di dalamnya. Dengan sistem sewa rombongan, otomatis biaya yang harus dikeluarkan bisa jauh lebih murah ketimbang harus menyewa kamar.
Dia melihat, di Jogja belum ada platform yang menyediakan penginapan khusus untuk rombongan. Padahal, orang-orang yang liburan secara rombongan ke Jogja cukup banyak, sehingga harus difasilitasi juga. Sebelumnya dia juga telah meriset tentang kebutuhan homestay tertinggi, dan market homestay paling tinggi menurutnya adalah di Jogja.
ADVERTISEMENT
“Kebersamaan dengan keluarga atau teman-teman juga bisa lebih terasa,” lanjutnya.
Dia juga memperhatikan dari sisi partner, banyaknya rumah di Jogja yang kosong menurutnya adalah sebuah potensi yang harus dimanfaatkan secara optimal. Karena itu, dia juga membuka ruang untuk para pemilik rumah yang tidak digunakan untuk bermitra dengannya.
Dilengkapi Kecerdasan Buatan
Ruang makan W House. Foto : Widi Erha
Saat liburan, biasanya orang-orang tidak hanya mengunjungi satu destinasi wisata saja. Karena itu, Andrean melengkapi sistem W House dengan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligent (AI).
Teknologi ini akan merekomendasikan rumah yang lokasinya paling sesuai dengan tujuan-tujuan yang akan dikunjungi serta berapa jumlah orang yang akan menyewanya.
“Jadi secara otomatis sistem kami akan merangking lima rumah yang paling sesuai dengan tujuan dan jumlah orang yang akan berlibur,” ujar Andrean.
ADVERTISEMENT
Cara menggunakannya juga sangat gampang, pelanggan tinggal memasukkan saja destinasi-destinasi wisata yang ingin dikunjungi, setelah itu sistem akan langsung merekomendasikan rumah-rumah yang dinilai paling sesuai dengan kebutuhannya.
“Kami sudah menggunakan decision support system (DSS) atau sistem pendukung keputusan untuk merekomendasikan rumah yang paling sesuai,” lanjutnya.
Akan Merambah ke Seluruh Indonesia
Logo W House terpampang di depan homestay. Foto : Widi Erha Pradana
Selain di Jogja, Andrean juga sedang mengembangkan sistem serupa di beberapa kota yang karakteristiknya mirip dengan Jogja dan potensi pariwisatanya besar seperti Malang, Surabaya, dan Dieng. Sementara untuk kota-kota yang potensinya tidak terlalu besar, dia akan lebih fokus ke pemasaran mengingat besarnya modal yang harus dikeluarkan jika harus membeli rumah.
“Ke depan targetnya tentu bisa menjangkau seluruh Indonesia ya,” ujar Andrean.
ADVERTISEMENT
Andrean juga sedang membangun mobile application untuk memudahkan costumer dalam menggunakan jasanya. Kendati demikian, saat ini cara memesan homestay di W House juga sudah cukup mudah.
Pertama, tinggal masuk ke laman www.homestayjogja.co.id, proses selanjutnya tak jauh beda dengan penggunaan platform lainnya, yakni memilih lokasi, tanggal check in dan check out, serta jumlah orang yang akan menginap.
Setelah menemukan homestay yang sesuai, langkah berikutnya tinggal membayar uang muka sebesar 30 persen dari total harga sebagai tanda kesepakatan. Asiknya, ketika akan membatalkan pemesanan, uang muka yang dibayarkan tidak akan hangus, melainkan akan masuk menjadi deposit.
“Jadi kalau lain waktu akan pesan, uang muka itu bisa dipakai lagi,” ujarnya.
Perkembangan usaha penginapannya juga cukup pesat. Hingga saat ini, omzetnya pertahunnya sudah mencapai miliaran.
ADVERTISEMENT
“Per-2019 kemarin, kita omzet mencapai Rp 3,5 miliar. Targetnya kalau tahun ini ya lebih dari itu bisa dua atau tiga kali lipat, karena dulu kan sistem kita belum optimal, kalau sekarang sudah jauh lebih baik,” kata Andrean. (Widi Erha Pradana / YK-1)