150 Ribu Kepala Keluarga di Brebes Belum Memiliki Jamban Sehat

Konten Media Partner
11 April 2019 16:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perilaku warga buang air besar sembarangan menjadi masalah yang disoroti Pemkab Brebes karena kurangnya sarana jamban berstandar kesehatan. Dok. Pantura Post.
zoom-in-whitePerbesar
Perilaku warga buang air besar sembarangan menjadi masalah yang disoroti Pemkab Brebes karena kurangnya sarana jamban berstandar kesehatan. Dok. Pantura Post.
ADVERTISEMENT
BREBES - Sebanyak 150 ribu dari 400 ribu Kepala Keluarga (KK) di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, belum memiliki jamban sesuai standar kesehatan. Masalah ini membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Brebes giat melakukan sosialisasi dan program pembuatan jamban sehat atau jambanisasi.
ADVERTISEMENT
Kepala Bidang Kawasan Permukiman Kabupaten Brebes, Ahmad Sofia Nukman, mengatakan jumlah tersebut menunjukkan hanya kurang 25 persen dari warga Brebes yang memiliki jamban sehat.
"Jumlah kepemilikan jamban sehat yang ada di Kabupaten Brebes secara cakupan baru sekitar 23,79 persen," jelas Nukman saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (11/4).
Dari jumlah tersebut, terdapat 71 dari 297 desa dan kelurahan yang sudah 100 persen bebas dari perilaku buang air besar sembarangan atau Open Defecation Free (ODF). Sementara warga yang belum memiliki jamban sehat biasanya buang air besar di sembarang tempat.
"Biasanya di sungai atau pekarangan. Jamban sehat juga syaratnya harus ada septic tank-nya. Kalau ada jamban tapi pembuangannya tetap di sungai, itu berarti belum sehat," ucap Nukman.
ADVERTISEMENT
Selain kurangnya infrastruktur jamban sehat, Nukman berpendapat perilaku buang air besar sembarangan juga disebabkan kebiasaan masyarakat dan belum cukupnya kesadaran tentang kebersihan. Oleh karena itu, kata dia, Pemkab Brebes terus melakukan sosialiasi, sebab jamban sehat dinilai sebagai kebutuhan utama setiap warga.
"Selain teknis jambanisasi, kami bersama pihak terkait juga selalu sosialisasi tentang pentingnya pemenuhan jamban sehat. Kami juga melibatkan kelompok swadaya masyarakat," kata Nukman.
Masih ada sekitar 150 ribu Kepala Keluarga di Kabupaten Brebes yang belum memiliki jamban sesuai standar kesehatan. Foto: Dok. Pantura Post.
Salah satu potret kurangnya jamban sehat terlihat dari adanya sebuah jamban di atas kali yang terdapat di RT 03 RW 01, Kelurahan Pasarbatang, Kecamatan Brebes. Jamban yang biasa disebut jobong itu sudah bertahun-tahun digunakan warga untuk buang air besar di mana kotorannya langsung terbuang ke sungai.
ADVERTISEMENT
Jika dulu jobong-jobong dibuat secara terpisah dengan menggunakan papan atau gribig sebagai penutupnya. Kini, tempat buang air besar itu digabungkan dalam satu titik dengan bersekat-sekat, sehingga bisa digunakan oleh 5-8 orang sekaligus.
"Kebanyakan yang tidak punya jamban ya buang air besar di situ," ungkap seorang warga setempat, Darsih (58).
Nukman mengatakan tidak adanya jamban sehat dapat memicu sejumlah penyakit sebagai dampak langsung maupun tak langsung, di antaranya mengakibatkan diare, cacingan, dan berpengaruh terhadap 27 persen kasus stunting serta Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Anak.
Sementara itu, Kepala Seksi Promosi Kesehatan Lingkungan (Promkesling) Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes, Mohtar, membenarkan adanya hubungan antara tidak sehatnya sanitasi dengan kasus stunting.
"Stunting bisa diakibatkan oleh kekurangan gizi secara terus-menerus. Kalau dihubungkan dengan rendahnya sanitasi sehat, pada sanitasi yang tidak sehat dapat mengakibatkan diare secara terus-menerus," jelas Mohtar.
Toilet umum tempat buang air besar di Kelurahan Pasarbatang, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Foto: Dok. Pantura Post.
Polanya dapat dijelaskan bermula dari sanitasi yang tidak sehat, yang salah satunya karena tak ada jamban sehat, lalu mengakibatkan diare. Kemudian diare yang terjadi secara terus-menerus berakibat pada penyerapan makanan yang tidak sempurna oleh usus. Akhirnya pertumbuhan anak menjadi terhambat.
ADVERTISEMENT
"Sehingga meskipun mengonsumsi makanan yang bergizi, tapi tidak akan diserap secara sempurna. Ada yang seharusnya tidak diserap malah diserap, ada yang semestinya diserap malah tidak diserap," kata Mohtar.
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes satu tahun terakhir menyebut Angka Kematian Ibu mencapai 30 kasus, tertinggi ketiga se-Jawa Tengah. Sedangkan Angka Kematian Anak berjumlah 325 kasus, yang menempati urutan pertama di provinsi itu.
Sementara itu, terdapat 28,5 persen anak di Kabupaten Brebes menderita stunting, sehingga masuk dalam 100 kabupaten/kota yang menjadi prioritas sesuai pemantauan gizi nasional per tahun 2018. (*)
Reporter : Yunar Rahmawan
Editor : Muhammad Abduh