243 KK di Kota Tegal Tak Dapat Bansos Beras Gara-gara Belum Divaksin

Konten Media Partner
16 September 2021 14:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Kelurahan Debong Kidul, Tegal Selatan, Erni menunjukan bantuan beras yang masih tersimpan di kantor kelurahan karena belum diambil warga, Kamis (16/9/2021). (Foto: Setyadi)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Kelurahan Debong Kidul, Tegal Selatan, Erni menunjukan bantuan beras yang masih tersimpan di kantor kelurahan karena belum diambil warga, Kamis (16/9/2021). (Foto: Setyadi)
ADVERTISEMENT
TEGAL - Gara-gara belum divaksin, sebanyak 243 Kepala Keluarga (KK) di Kelurahan Debong Kidul, Kecamatan Tegal Selatan belum mendapat bantuan sosial. Seharusnya, mereka mendapatkan bauan beras 20 Kilogram yang disediakan Pemerintah Kota Tegal.
ADVERTISEMENT
Menurut salah seorang warga setempat, Suwarsih, dia tak bisa divaksin karena memiliki penyakit penyerta. Meski ia belum bisa divaksin, namun suaminya sudah divaksin.
"Namun saya coba ambil bansos di Kelurahan tapi ditolak karena tidak bisa menunjukan surat vaksin. Padahal saya punya penyakit penyerta. Kalau suami sudah tapi sedang di luar kota," kata Suwarsih kepada wartawan, Rabu (15/6/2021).
Terpisah Kepala Kelurahan Debong Kidul Erni, Kamis (16/9/2021) mengatakan ada 243 KK yang memang belum mengambil bansos beras. "Dari 243 bansos yang belum diambil itu yang satu keluarga belum divaksin semua," kata Erni.
Disampaikan Erni, mereka yang belum mengambil bansos sebagian besar memang menolak divaksin.
"Banyak warga yang berkeyakinan agar tidak mau divaksin. Saya dan dinas sosial, camat, sudah door to door yang belum dapat bansos saya undang semua. Namun kebanyakan menolak divaksin. Mereka lebih baik tidak dapat beras 20 Kg daripada divaksin," kata Erni.
ADVERTISEMENT
Disampaikan Erni, warga seharusnya paling tidak berusaha datang ke tempat pelayanan kesehatan untuk vaksin. Nantinya jika memang tidak layak divaksin karena alasan kesehatan, akan mendapatkan surat rekomendasi dari petugas kesehatan.
"Kalau mereka sudah diperiksa dan tidak layak vaksin, misal karena penyakit maka ada surat keterangan tidak layak. Itu ada dokter yang menandatangani dan diketahui oleh saya. Maka selanjutnya tetap bisa diambil bansosnya," kata Erni.
Disampaikan Erni, tingkat kesadaran warga masih rendah atau baru sekitar 60 persen warga yang sudah divaksin.
"Memang se-Kota Tegal sudah 85 persen warga tervaksin. Namun di Debong Kidul baru 60 persen. Jadi masih banyak warga yang belum tervaksin. Perintah dari atasan kami, bantuan bansos dari Pemkot minimal dari satu keluarga ada yang sudah divaksin untuk bisa ambil bansos," kata Erni.
ADVERTISEMENT
Menurut Erni, pihaknya sudah berupaya keras memberikan sejumlah pemahaman dan sosialisasi langsung ke masyarakat untuk mau vaksin.
"Saya selalu berkomunikasi dengan dinsos. Termasuk menerjunkan TKSK, namun tetap warga menolak untuk vaksin dan lebih baik tidak dapat beras. Saya sudah coba berbagai cara. Sosialisasi sudah, turun ke lapangan sudah," kata Erni.
Erni menyampaikan, tujuan vaksinasi untuk menciptakan kekebalan kelompok sehingga warga terlindungi dan menjadi lebih sehat.
"Tujuannya agar semua masyarakat Debong Kidul itu sehat. Standar WHO juga 85 persen warga divaksin. Kita baru 65 persen. Sekali lagi bukan utama kejar target capaian vaksin, namun agar warga sehat semua," kata Erni.
Ditambahkan Erni, di Kelurahan Debong Kidul mendapatkan alokasi bantuan beras sebanyak 1.323 kantung masing-masing 20 Kg. Sedangkan yang sudah disalurkan mencapai 957 kantung.
ADVERTISEMENT
Kemudian sebanyak 243 KK belum menerima bantuan beras karena belum divaksin atau menolak vaksin, dan 123 KK lainnya karena pindah domisili atau meninggal dunia.
Karena belum semua bantuan untuk terdampak COVID-19 tersalurkan, sebanyak 4,86 ton beras masih menumpuk di Kantor Kelurahan Debong Kidul selama 20 hari terakhir. (*)