300.000 Keluarga di Pekalongan Hidup di Bawah Garis Kemiskinan

Konten Media Partner
8 Mei 2018 18:31 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
300.000 Keluarga di Pekalongan Hidup di Bawah Garis Kemiskinan
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Bupati Pekalongan Asip Kolbihi menyerahkan alat bantuan produksi usaha mandiri kepada 100 keluarga miskin di kantor Dinas Sosial setempat, Selasa 8 Mei 2018. (Foto: Fajar Eko Nugroho/Panturapost.id)
ADVERTISEMENT
PEKALONGAN - Sekitar 300 ribu keluarga di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, hidup di bawah garis kemiskinan. Untuk itu, Pemkab Pekalongan mendorong program untuk penanganan kemiskinan yang bersumber dari APBN atau APBD Provinsi dan Kabupaten.
"Berdasarkan data dari BPS tahun 2017, angka kemiskinan di sini (Kabupaten Pekalongan) mencapai 12,61 persen. Kalau angkanya sekitar 300 ribu keluarga," ucap Bupati Pekalongan Asip Kolbihi kepada panturapost.id usai menghadiri kegiatan penyerahan alat bantuan produksi usaha mandiri kepada 100 keluarga miskin di kantor Dinas Sosial setempat, Selasa (8/5).
Bahkan, kata dia, Kepala BPS Jateng Margo Yuwono juga telah melakukan pemetaan daerah miskin untuk segera ditindaklanjuti dengan penanganan kemiskinan.
"Jadi upaya yang kita ambil mendorong program afirmatif yang kita lakukan. Beberapa di antaranya ada kartu BPJS Kesehatan bagi warga miskin, Kartu Kajen Sehat, Program Keluarga Harapan (PKH) kepada 21.084 keluarga miskin dan Kartu Kajen Cerdas," kata dia.
ADVERTISEMENT
Pada 2018, kata Asip, sekitar 50 ribu keluarga miskin di Kabupaten Pekalongan telah terjangkau dalam program PKH. "Dengan tren seperti itu, karena kemiskinan diukur dari pengeluaran kalorinya. Saat ini sedang kita petakan daerah mana saja," jelasnya.
Sedangkan bantuan ekonomi produksi kepada warga miskin, lanjut dia, kepada 100 keluarga dengan indeks masing-masing Rp 2,5 juta dalam bentuk barang.
"Bantuan ini untuk menurunkan kemiskinan. Kemudian Kartu Kajen sehat dan juga BPJS Kesehatan saat ini sudah hampir 60 persen warga miskin sudah ter-cover dari pusat. Untuk di sini (pemkab) meng-cover 20 persen," ungkapnya.
Ilustrasi kemiskinan (Foto: Reuters/Ezra Acayan )
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kemiskinan (Foto: Reuters/Ezra Acayan )
Asip membeberkan, angka kemiskinan tinggi di Kabupaten Pekalongan berada di Kecamatan Kedungwuni. "Ya memang karakter di sana itu kemiskinan urban kota. Untuk itu kami sudah bentuk program afirmatif. Untuk melakukanya, kita sudah punya cara, program, dan penanggulanganya," jelas Asip.
ADVERTISEMENT
Awalnya, kata dia, angka kemiskinan di Kabupaten Pekalongan di bawah Jawa Tengah. Kendati demikian, saat ini sudah ada perubahan dan masuk kategori kuning.
"Sampai akhir masa jabatan saya nanti akan kita kejar sampai kategori hijau. Kalau IPM kita diangka 68,40, target tiga tahun mendatang di angka 70. Saat ini IPM di sini paling tinggi di antara kabupaten di Pantura Jateng," kata dia.
Meskipun angka garis kemiskinan di Kabupaten Pekalongan masih tinggi, Asip optimistis bisa diatasi dengan perkembangan UKM yang terus tumbuh.
"Saya percaya dengan pertumbuhan UKM yang ada di sini sudah cukup untuk mengurangi garis kemiskinan. Tapi biasanya keluarga yang rentan kemiskinan jika memiliki anak lebih dari 2," pungkas dia.
ADVERTISEMENT
Reporter: Fajar Eko Nugroho
Editor: Muhammad Irsyam Faiz