4 Tuntutan Warga Bumiayu Usai Kecelakaan Maut

Konten Media Partner
11 Desember 2018 9:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Truk menabrak sejumlah kendaraan dan sebuah rumah sakit karena rem blong di Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah (Foto: Dok. Istimewa/PanturaPost)
zoom-in-whitePerbesar
Truk menabrak sejumlah kendaraan dan sebuah rumah sakit karena rem blong di Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah (Foto: Dok. Istimewa/PanturaPost)
ADVERTISEMENT
BREBES - Sejumlah elemen warga yang dikawal personel dari Polres Brebes melarang truk tronton sarat muatan melintas ke arah Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes, Senin malam (10/12). Mereka mengadang sejumlah truk dari arah Banyumas dengan menunggu di SPBU Kecamatan Paguyangan pascakecelakaan maut truk di depan RSU Muhammadiyah Siti Aminah, Bumiayu.
ADVERTISEMENT
Saat di lokasi, truk tronton sarat muatan dihalau dengan diminta untuk memutar balik ke arah Kabupaten Banyumas. Dari pantauan ada sejak sekitar pukul 21.10 WIB, sudah ada tiga truk yang dilarang untuk menuju ke Kota Bumiayu.
Di tempat yang sama, beberapa perwakilan dari Polres Brebes, warga, dan Dinas PU, melakukan mediasi terkait kecelakaan maut truk di Bumiayu. Usai pertemuan, seorang perwakilan warga, Tahrom mendesak 4 upaya kepada pemerintah terkait kecelakaan maut truk.
Pertama, warga mendesak agar masyarakat ingin ketemu dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, untuk menyelesaikan.
Kedua, mereka meminta dibuatkan tanggul atau semacam beton di terminal lama Bumiayu. Ketiga warga juga ingin jalur bawah Fly over Kretek dibuka khusus untuk truk.
ADVERTISEMENT
Terakhir, meminta jalan dekat jembatan podol yang berbelok difungsikan lagi.
Jalur penyelamat di Terminal Lama Bumiayu tidak efektif. Pasalnya, jalur tersebut dirasa tidak terlihat oleh banyak beberapa kendaraan dari arah selatan atau Kabupaten Banyumas.
"Makanya kita meminta di sekitar Terminal Lama Bumiayu dipasang tanggul berupa barrier beton. Jalur penyelamat yang sekarang kurang efektif," ujar Tahrom.
Apabila tanggul tidak terealisasi, masyarakat pun bisa iuran untuk membeli dan memasangnya. "Kita masyarakat bisa iuran untuk membeli tanggul. Bila dibandingkan nyawa itu tidak seberapa. Masih ecek-ecek dibandingkan urusan nyawa," ungkapnya.
Ia pun mempertanyakan keseriusan pemerintah terkait jalur penyelamat. Sebab setelah selesai dibangunnya jalur tersebut, spanduk atau papan petunjuk dari arah sejak dari fly over justru tak terlihat.
ADVERTISEMENT
"Pemerintah seperti tidak serius. Kenapa tidak ada papan atau semacam spanduk petunjuk adanya jalur penyelamat. Seperti hanya ingin meredam sesaat masyarakat setelah kecelakaan yang depan Bengkel Bayu Braja," ujarnya.
Tahrom mengaku kecewa kecelakaan tersebut kembali terulang. Ia yang sebelumnya menjadi korban mengaku trauma adanya kecelakaan maut yang melibatkan truk kembali terjadi.
"Meski saya usianya sudah lanjut, tapi ingin hidup tenang. Jujur saya benar-benar trauma lokasi kecelakaan yang masih sejalur dengan rumah saya," kesal dia.
Wakapolres Brebes, Komisaris Polisi M Faisal Perdana, mengatakan empat permintaan warga akan dikonsultasikan lebih lanjut. "Seluruh permintaan warga akan kita konsultasikan lebih lanjut. Yang jelas kami sudah tampung keinginan semuanya," katanya.
Saat ditanya pelarangan truk menuju ke arah Kecamatan Bumiayu, ia menyangkal hal tersebut merupakan penghadangan. "Bukan pengadangan, tapi kan di bawah (Bumiayu) ada olah TKP. Jadi kita steril-kan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
_____
Reporter: Reza Abineri
Editor: Muhammad Irsyam Faiz