Akibat Kekurangan Gizi, 12 Ribu Lebih Balita di Brebes Alami Gagal Tumbuh

Konten Media Partner
20 Oktober 2021 20:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota DPR RI Nur Nadlifah memberikan sosialisasi dan edukasi bahaya stunting di wilayah Kecamatan Losari Brebes.
zoom-in-whitePerbesar
Anggota DPR RI Nur Nadlifah memberikan sosialisasi dan edukasi bahaya stunting di wilayah Kecamatan Losari Brebes.
ADVERTISEMENT
BREBES - Anggota DPR RI Komisi IX Nur Nadlifah menyoroti kasus stunting di Kabupaten Brebes. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Brebes, hingga kini sedikitnya 12 ribu balita di Kota Bawang ini mengalami stunting.
ADVERTISEMENT
"Ada banyak faktor yang mempengaruhi stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak-anak yang disebabkan karena kekurangan gizi kronis. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kekurangan gizi kronis. Salah satunya kekurangan asupan gizi," kata Nur Nadlifah usai sosialisasi program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana di gedung Madrasah Aliyah NU 01 Kecamatan Losari, Rabu (20/10/2021).
Selain memberikan sosialisasi, politisi PKB itu juga memberikan edukasi kepada ratusan pemuda-pemudi IPNU dan IPPNU perwakilan dari 17 Kecamatan di Kabupaten Brebes, sekaligus Refleksi Maulid Nabi Muhammad SAW dan Hari Santri Nasional 2021.
Brebes, kata dia, menjadi prioritas pemerintah pusat dan Jawa Tengah dalam penekanan angka stunting. Untuk itu, pihaknya mendorong Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional atau BKKBN Jateng terus melakukan upaya penekanan tersebut.
ADVERTISEMENT
Ia menyebut, meskipun saat ini kondisi pandemi, pihaknya masih terus melakukan penekanan angka stunting. Namun dalam penekanan itu hasilnya masih minim. Oleh sebab itu, Presiden RI, Joko Widodo menunjuk kepada BKKBN untuk melakukan percepatan penurunan stunting.
"Pak Presiden RI mengharapkan BKKBN bisa menekan angka stunting hingga 50 persen dari kondisi sekarang, hingga di tahun 2024 diharapkan bisa mencapai angka 14 persen. Saat ini kondisi stunting di Brebes tertinggi di Jateng, sehingga harus dipercepat upaya penekanan angkanya," jelas dia.
Dalam kondisi pandemi, lanjut dia, diperkirakan angka stunting akan meningkat, lantaran tingkat kemiskinan juga meningkat. Bersama BKKBN, pihaknya terus melakukan penekanan angka stunting, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi kemasyarakatan terkait pencegahan stunting.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, penanganan stunting pada anak benar-benar bisa dilakukan dengan maksimal ketika anak masih di bawah usia 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
"Kalau dihitung, mulai dari sang ibu mengandung hingga melahirkan sampai di usia 1000 HPK itu sama dengan usia 2 tahun. Jadi masa-masa itu sangat baik dalam menangani stunting dan masa itu merupakan periode emas," jelasnya.
Selain masa 1000 HPK, kata dia penanganan juga bisa dilakukan di hulu yakni, di usia masa remaja dengan memastikan agar anak menikah di usia yang cukup dan dalam kondisi sehat.
"Kalau perempuan dipastikan menikah di atas usia 21 tahun dan laki- laki di atas usia 25 tahun. Dengan begitu diharapkan nantinya ketika melahirkan anaknya tidak mengalami stunting," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Nur Nadlifah mengungkapkan, jika penanganan stunting di Kabupaten Brebes, harus dilakukan dengan cara penanganan yang terintegrasi di banyak sektor.
"Misalnya penanganan gizinya, kesehatannya, sanitasinya, pangannya, yang harus terintegrasi ke semuanya tidak hanya ditangani satu simpul saja," katanya.
Sementara itu, Kepala DP3KB Kabupaten Brebes, Sri Gunadi menjelaskan, meski masih terbilang tinggi, namun angka stunting di Kabupaten Brebes sudah mulai mengalami penurunan sejak beberapa tahun terakhir.
"Stunting secara absolute masih tinggi, namun kasus balita stunting di Kabupaten Brebes sudah mengalami penurunan. Di tahun 2017 mencapai 28 persen, dan di tahun 2020 terakhir mencapai 12,4 persen dari jumlah total balita sekitar 150 ribu anak. Ini menunjukkan angka penurunan yang luar biasa, Apalagi target nasional di tahun 2024 harus dibawah 14 persen," ungkapnya
ADVERTISEMENT
Menurut dia, penanganan stunting tidak hanya dilakukan dua intervensi yakni intervensi spesifik oleh bidang kesehatan dan intervensi sensitif harus bersama sama dilakukan oleh lintas sektor. Di antaranya, DP3KB, Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pertanian. (*)