Atasi Anak Putus Sekolah di Kota Tegal, Disdikbud Dirikan Sekolah Laut

Konten Media Partner
25 Oktober 2020 21:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Disdikbud Kota Tegal Ismail Fahmi menyerahkan alat tulis secara simbolis saat melaunching Sekolah Laut PKBM Sakila Kerti, Sabtu (24/10/2020)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Disdikbud Kota Tegal Ismail Fahmi menyerahkan alat tulis secara simbolis saat melaunching Sekolah Laut PKBM Sakila Kerti, Sabtu (24/10/2020)
ADVERTISEMENT
TEGAL - Bekerjasama dengan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Sakila Kerti, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Tegal mendirikan rintisan Sekolah Laut di pesisir pantai Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Melalui sekolah laut yang berada di rumah salah satu warga setempat, diharapkan bisa menjadi solusi mengentaskan warga atau anak putus sekolah maupun anak terancam putus sekolah di Kota Bahari.
Kepala Disdikbud Kota Tegal Ismail Fahmi mengatakan, melalui Sekolah Laut, diharapkan bisa mendekatkan atau memudahkan anak untuk bisa kembali ke sekolah melalui sekolah nonformal Kejar Paket A, B, dan C.
"Sekolah Laut untuk mengajak warga yang tidak sekolah maupun putus sekolah untuk bisa kembali bersekolah," kata Fahmi usai melaunching Sekolah Laut di PKBM Sakila Kerti di Kelurahan Panggung, Sabtu (24/10/2020) sore.
Fahmi menyebut, data Disdikbud di tahun 2018 ada 573 anak tidak bersekolah. Dimana setelah ditelusuri, 78 di antaranya di tahun 2020 telah siap kembali untuk mengikuti pembelajaran sekolah.
ADVERTISEMENT
"Karena setelah kita cek kembali ada yang sudah lulus sekolah, ada yang sudah bekerja, ada yang menikah atau pindah mengikuti suami dan bahkan ada yang sudah kuliah dimana 78 di antaranya siap kembali ke sekolah," kata Fahmi.
Selain 78 anak siap kembali ke sekolah, sambung Fahmi, tercatat ada 159 anak terancam putus sekolah. Rata-rata mereka tinggal di daerah pesisir pantai. "Karena tuntutan keluarga untuk mencari pekerjaan maka terancam putus sekolah. Untuk itu mereka yang menjadi program kami untuk bisa kembali ke sekolah. Jadi kita hadir di sana melalui Sekolah Laut," kata Fahmi.
Menurutnya, sama halnya sekolah formal, sekolah nonformal juga memiliki kesetaraan. Artinya ijasah kejar paket bisa digunakan untuk masuk ke sekolah jenjang berikutnya, maupun melamar pekerjaan. "Melalui Sekolah Laut ini dimaksudkan untuk mendekatkan anak tidak harus di sekolah formal, namun juga bisa melalui non formal. Sekolah Laut ini bisa menjadi solusi untuk mengentaskan anak kembali ke sekolah," kata Fahmi.
ADVERTISEMENT
Melalui PKBM Sakila Kerti sebagai pelopor dan pelaksana, harapannya bisa bersinergi dengan pemerintahan setempat untuk menggerakan masyarakat agar bisa kembali ke sekolah. "Sehingga gerakan Asela, Ayo kembali ke sekolah, bisa optimal," kata dia.
Untuk sistem pembelajaran, kata Fahmi, akan ada kolaborasi termasuk dari penilik sekolah atau tutor untuk menjamin kurikulum KBM sesuai standar nasional.
Pengelola PKBM Sakila Kerti, Yusqon mengatakan, program Sekolah Laut merupakan pengembangan dari Sekolah Terminal yang sudah dijalankan sebelumnya. "Sama halnya di sekolah terminal yang sasarannya warga belajar yang putus sekolah dan yang tidak mau sekolah dari awal," kata Yusqon.
Di Sekolah Laut, selain melaksanakan modul pembelajaran kejar paket, juga akan mengoptimalkan pembelajaran ketrampilan sehubungan dengan program perlindungan anak dan pemberdayaan perempuan.
ADVERTISEMENT
Saat ini, di Sekolah Laut sendiri sudah ada 20 siswa yang rata-rata usianya di atas usia anak sekolah.
"Senin pekan depan sudah mulai aktif ada 20 siswa. Lokasinya di rumah warga Bu Indah di kawasan Pantai Batamsari. Kemungkinan akan bertambah jumlah siswanya dari warga sekitar," pungkasnya. (*)