Bahan Baku Melambung, UKM Sambal Kesulitan Produksi

Konten Media Partner
18 Juli 2019 21:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bahan Baku Melambung, UKM Sambal Kesulitan Produksi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
SLAWI - Kenaikan harga cabai beberapa pekan ini membuat para UKM (Usaha Kecil Menengah) yang bergerak di bidang pangan kesulitan. Salah satunya, Uul (37), yang produksi sambal khotok petir di Desa Harjawinangun Kecamatan Balapulang Kabupaten Tegal.
ADVERTISEMENT
"Udah parah ini naiknya, kita yang jualan serba susah," kata Uul kepada panturapost.com.
Hingga saat ini, sambung Uul, dirinya belum menaikan harga jual sambalnya. Dia enggan menaikan harga jual karena takut pelanggan kabur.
“Harga cabe, saya beli waktu sebelum naik, Rp18.000/kg. Naik jadi Rp 25.000, naik lagi jadi Rp 60.000 dan sampe sekarang jadi Rp 80.000 /kg,” ungkap Uul.
"Naik ga wajar. Per kilogram, cabe rawit putih Rp 60.000, cabe rawit ijo Rp 70.000, cabe rawit merah Rp 80.000 dan cabe lombok merah Rp60.000," tambahnya.
Dengan kenaikan harga tersebut, Uul terpaksa mengurangi produksi sambel. Biasanya produksi sekali ngulek 11 - 14 kg (komposisi bawang merah 6 kg + rawit 5 kilo), sekarang paling 5 kilo (cabe + bawang).
ADVERTISEMENT
"Harga produknya tidak naik, cuma kurangi produksi. Harga cabe naik bikin berat pedagang," ucap Uul.
Uripah (40) juga mengeluhkan kenaikan harga cabai. Dia yang berjualan lontong sayur di pinggir jalan raya Harjawinangun - Kalibakung, mengaku, tak bisa berbuat apa-apa dengan kenaikan ini.
"Sebagian yang beli ada yang ngerti (cabai naik), mereka pun minta sambel tidak banyak. Tapi yang tidak ya tetap juga minta banyak," ujar dia.
"Saya tidak tau naiknya harga cabe ini, padahal sudah lewat bulan Ramadha. Apa mungkin mau lebaran haji harga cabe ikut naik juga?" katanya lagi.
Dia pun berharap agar pemerintah segera turun tangan untuk mengatasi kenaiakan harga cabai ini. "Semoga cepat turun, karena kita yang jualan paling terdampak," ucapnya. (*)
ADVERTISEMENT
Reporter : Bentar
Editor : Muhammad Abduh