Bocah 13 Tahun yang Diduga Dianiaya Ayahnya Meninggal Dunia

Konten Media Partner
17 Maret 2019 12:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana rumah duka di Desa Pesantunan, Kecamatan Wanasari, Brebes. (Foto: Eko)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana rumah duka di Desa Pesantunan, Kecamatan Wanasari, Brebes. (Foto: Eko)
ADVERTISEMENT
BREBES - SA, seorang anak berusia 13 tahun asal Desa Pesantunan, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes meninggal dunia, Minggu (17/3) pagi. SA diduga menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh ayah kandungnya sendiri.
ADVERTISEMENT
"Saya pagi tadi dapat informasi dari keluarganya, kalau korban meninggal dunia pagi tadi pukul 04.00 WIB," ucap Kabid Perlindungan Anak dan Perempuan DP3KB Kabupaten Brebes Rini Pujiastuti, kepada PanturaPost.
Saat ini, kata dia, jenazah sudah dibawa ke rumah duka di Desa Pesantunan, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes. "Jam 10.00 WIB pagi ini, korban dimakamkan di tempat pemakaman umum setempat," katanya.
Sebelum meninggal dunia, kondisi tubuh SA sangat memprihatinkan. Bocah perempuan itu tampak kurus. Badan, kedua kaki, dan kedua tanganya seperti hanya menyisakan tulang dibalut kulitnya.
Saat dirawat di RSUD Brebes, kondisi tubuhnya sudah lemah. SA hanya berbaring lemas, dengan terbata-bata sesekali dirinya menuturkan apa yang sedang dialaminya.
Saat ditemui di rumahnya, ibu korban, Sri Mulyani, mengaku sangat kehilangan anaknya tersebut. Dia tak pernah menyangka anaknya meninggal lebih cepat. Menurutnya, sudah beberapa bulan terakhir ini, SA ikut dengan ayahnya.
Suasana rumah duka di Desa Pesantunan, Kecamatan Wanasari, Brebes. (Foto: Eko)
Sri sendiri selama ini belum pernah berkomunikasi baik secara langsung maupun lewat telepon dengan anaknya. Dia sudah berusaha mencari agar bisa bertemu, tapi tidak tahu alamatnya. "Saya selama ini tidak tahu dia dimana. Saya nanya alamat saja tidak boleh," kata Sri.
ADVERTISEMENT
Sri baru mengetahui keberadaan SA pada Senin malam (11/3) di rumah tantenya di Pasar Batang. Saat itu dia langsung ke sana dan melihat kondisi anaknya yang sudah kurus. Hingga akhirnya SA di bawa ke rumah sakit. SA akhirnya meninggal dunia setelah sempat dirawat beberapa hari disana.
Menurut informasi yang diterima Sri dari rumah sakit, SA meninggal karena penyakit paru-paru. Namun, Sri meyakini bahwa SA menjadi korban penganiayaan oleh ayahnya sendiri. Pasalnya, sebelum meninggal, SA sempat bercerita kalau dia dianiaya oleh ayahnya sendiri.
"Dia cerita ke saya 'mamah saya dibanting, dipukul dan ditampar sama ayah', dia bilang gitu. Ada rekamannya waktu di rumah sakit," jelas Sri.
Sri berharap, pihak penegak hukum bisa mengusut tuntas kasus ini. Agar, penyebab kematian anaknya bisa terungkap.
ADVERTISEMENT
Ayah Membantah
Saat dimintai konfirmasi, ayahnya, Insan Nurullah, mengakui kalau selama ini SA tinggal bersamannya setahun terakhir. Namun dia membantah telah menganiaya SA. Dia menyatakan tak pernah melakukan seperti apa yang dituduhkan kepadanya, seperti menampar dan membanting.
Dia mengaku pernah mendorong SA di kasur hingga terjatuh. "Mungki waktu itu saya lelah baru pulang kerja. Anak saya belum mandi. Suruh cuci muka gak mau, suruh makan gak mau. Terus saya dorong. itu saja jatuhnya di kasur," jelas dia.
Kendati demikian, Insan siap menjalani proses hukum jika kasus ini dilanjutkan ke pengadilan. "Pokoknya saya siap. Apapun risikonya akan saya ambil," katanya.
Reporter: Fajar, Eko Editor: Irsyam Faiz