Cerita Ibu di Tegal yang Anaknya Meninggal karena Makan Ubi Goreng

Konten Media Partner
27 Desember 2019 20:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ibu salah satu korban meninggal dunia, Warni (55).
zoom-in-whitePerbesar
Ibu salah satu korban meninggal dunia, Warni (55).
ADVERTISEMENT
TEGAL - Sebelas orang di Desa Purbasana, Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal keracunan ubi goreng, Kamis (27/12). Akibatnya, dua orang di antaranya meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Ibu salah satu korban meninggal dunia, Warni (55), mengaku kaget mendengar anaknya, Eggi Supendi (22), meninggal dunia. Dia tak menyangka anaknya pergi selama-lamanya akibat keracunan ubi goreng.
"Kabar yang saya dengar, anak saya (Eggi Supendi) sempat dibawa ke Puskesmas Tarub, dan dirujuk ke RSI PKU Muhammadiyah Singkil. Namun, baru menjalani sepuluh jam perawatan anak saya meninggal," katanya, Jumat (27/12).
Menurut Warni, Eggi Supendi mengalami keracunan di tempat kerjanya, yakni pabrik rumahan pembuatan knalpot di Desa Purbasana. Eggi mengalami keracunan setelah memakan timus atau ubi goreng yang dihidangkan oleh pemilik pabrik.
"Saya sudah ikhlas dan tidak akan menuntut. Ini kan musibah, bukan hal yang disengaja. Jadi bagaimana pun juga saya harus mengikhlaskan," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Umi Nuroh (55), pembuat ubi goreng juga menjadi salah satu korban. Hingga Jumat (27/12), dia masih dirawat di RSI PKU Muhammadiyah Singkil.
Umi Nuroh (55), pembuat ubi goreng juga menjadi salah satu korban.
Meski sudah jauh lebih baik dari sebelumnya, namun Umi mengaku kondisinya masih lemah. "Iya sudah mendingan dari pada yang kemarin. Tapi saya masih kerasa lemas banget," kata dia.
Sementara itu, Humas RSU PKU Muhammadiyah Singkil, Adiwerna, Iyus Fairus Isfandiari menceritakan usai kejadian itu, rumah sakit tempatnya bekerja menerima pasien korban keracunan sebanyak lima orang. Semuanya dalam kondisi lemas dan dehidrasi.
"Bahkan, dua dari lima pasien yang dibawa ke sini akhirnya meninggal pada Kamis dinihari lalu. Kondisinya terus melemah. Apalagi waktu dibawa kesini memang kondisinya sudah lemah. Sedangkan dua pasien lagi sudah pulang karena kondisinya sudah membaik," katanya. (Syaifullah)
ADVERTISEMENT