Cerita Kebangkrutan Belasan Bioskop di Tegal

Konten Media Partner
14 Oktober 2021 15:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto: Gedung Bioskop Singa di Slawi
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Gedung Bioskop Singa di Slawi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada 1950-an hingga 1970-an, wilayah Tegal pernah dibanjiri gedung bioskop di hampir sudut-sudut kota. Pada saat itu masyarakat kota dijanjakan oleh pebisnis biokop yang mengusung film-film baik yang berasal dari produksi dalam negeri maupun dari mancanegara.
ADVERTISEMENT
Ramainya film-film impor membuat masyarakat di setiap malam berbondong-bondong mengunjungi bioskop-biokop. Ada kelas golongan menengah ke bawah dan ada gedung bioskop yang secara khusus diperuntukan bagi kaum jekset.
Di bioskop Dewi dan Riang, dua bioskop ini banyak dikunjungi oleh orang-orang berkantong tebal. Sementara bagi masyarakat yang cupet pendapatan, mereka hanya mampu mengunjungi gedung-gedung bioskop berkelas pinggiran. Seperti misalnya mengunjungi bioskop-bioskop Dewa yang lebih banyak memutar film-film Bollywood dan film-film nasional yang sudah sekian lama diputar pada bioskop-bioskop berkelas.
Dua pembagian kelas sosial ini sepertinya menandai antara dua golongan kelas rendahan dan gedongan. Tidak tahu mengapa terjadi pengkotak-kotakan seperti itu, yang jelas saja pada zaman itu real adanya.
Lepas dari pengkotak-kotakan, agaknya pada zaman itu wilayah kota secara nyata telah dipersiapkan oleh kaum penjajah menjadi kawasan metropolis. Hal ini ditandai dengan dibangunnya gedung kesenian bernama “Gedung Tawang Samudra” yang bercokol di sebelah barat Pelabuhan Tegal. Selain itu, di Kota Tegal dibangunannya tempat berenang yang dulu kita kenal bernama “Zwembad” di sebelah selatan SMA Negeri 1 Kota Tegal.
ADVERTISEMENT
Sementara itu di wilayah Kabupaten Tegal, tidak ketinggalan pula dibangun beberapa gedung bioskop, yang agaknya diperuntukan bagi masyarakat sekitar agar dapat menikmati hiburan sebagaimana masyarakat di wilayah kota. Hanya tingkat sosial yang ada di wilayah Kabupaten Tegal disesuaikan dengan kondisi dan situasi sekitar.
Jika ditelisik jumlah gedung bioskop di dua wilayah itu, ada berbilang gedung bioskop 15 gedung. Untuk wilayah Kota Tegal, ada 9 gedung bioskop yang bertengger di sudut-sudut kota, yakni: Bioskop Rex (Dewa), Bioskop Roxi (Dewi), Bioskop Jupiter, Bioskop Lux (Dana), Bioskop Duta, Bioskop Ganefo/Fortuna (Riang), Bioskop Plaza Marina, Bioskop Marina, dan Bioskop Panca Maya.
Sementara itu di wilayah Kabupaten Tegal tercatat ada 6 gedung bioskop yakni: Bioskop Rama, Bioskop Singa, Bioskop Raja Banjaran, Bioskop Intan Kagok, Bioskop Pelangi Pagongan, dan Bioskop Omega.
ADVERTISEMENT
Dari jumlah gedung biokop itu, kini telah berubah fungsi dan sebagian masih dibiarkan apa adanya tanpa adanya kegiatan pemutaran film. Terakhir gedung bioskop yang telah dibongkar di wilayah Slawi yakni, Bioskop Intan dan Bioskop Singa.
Permasalahan yang mendasari kebangkrutan usaha bisnis bioskop bermula ketika kemudian membanjirnya video compact disc (VCD) bajakan murah meriah merebak menyebabkan pebisnis hiburan rakyat ini gulung tikar.  Puncaknya di tahun-tahun munculnya hiburan orgen tunggal yang secara sporadis membanjiri di perhelatan-perhelatan hajatan di kampung-kampung.
Lengkap sudah kebangkrutan gedung-gedung bioskop digerus perubahan teknologi dan zaman. Ditambah lagi ketika muncul konten-konten bernama Facebook, Youtube, Instagram, Twitter dan bermacam konten-konten yang lain. (*)