Dewan Pendidikan Minta Program GKB Diarahkan ke Sekolah Informal

Konten Media Partner
10 Mei 2018 17:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dewan Pendidikan Minta Program GKB Diarahkan ke Sekolah Informal
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ilustrasi anak putus sekolah. (Foto: Yunar Rahmawan/Panturapost.id)
BREBES - Untuk mengembalikan anak yang putus sekolah, Pemerintah Kabupaten Brebes tengah gencar-gencarnya menggalakkan program Gerakan Kembali Bersekolah (GKB). Meski sudah banyak yang bersekolah kembali, namun dalam perjalanannya​ terdapat beberapa persoalan.
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Brebes, Iskandar, mengatakan meskipun sudah kembali bersekolah namun anak tersebut mengalami beban psikologis di sekolah formal. "Yang kami pantau di lapangan, mereka mengalami beban mental, di antaranya beban ketinggalan pelajaran dan minder," terangnya saat ditemui di Kantor Dewan Pendidikan, Rabu 9 Mei 2018.
Karena itu, Dewan Pendidikan meminta Pemkab Brebes khususnya Dinas Pendidikan untuk segera menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut. "Kami usulkan untuk mengembalikan mereka ke sekolah, tapi di sekolah informal saja, seperti kejar paket," tutur Iskandar.
Menurutnya, dengan memasukkan anak yang putus sekolah ke dalam kejar paket, mereka akan lebih familier. "Ini akan membuat mereka cepat beradaptasi, beberapa dari mereka mengakui kalau sekolah kejar paket tidak membebani," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, penyebab anak putus sekolah di antaranya adalah masalah ekonomi, kemauan dalam belajar, dorongan orang tua, dan ingin bekerja. "Kalau masuk kejar paket, mereka yang sudah bekerja, masih bisa bekerja, karena berangkat sekolahnya malam, masih tetap bisa membantu ekonomi keluarganya," papar Iskandar.
Dewan Pendidikan Minta Program GKB Diarahkan ke Sekolah Informal (1)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Brebes, Iskandar.
Dewan Pendidikan Kabupaten Brebes juga tengah berupaya memajukan dunia pendidikan di Kabupaten Brebes melalui CSR dari berbagai lembaga dan perusahaan. "Kemarin kita coba di salah satu Bank Syariah, dan mereka bersedia mengeluarkan CSR untuk dunia pendidikan khususnya informal," jelas Iskandar.
Terpisah, Plt. Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) Dindikpora Kabupaten Brebes, Rojat menerangkan, di tahun ajaran 2017-2018, GKB sudah mengembalikan 1.200 anak putus sekolah. "Untuk tahun ajaran 2018-2019, rencananya ada 516 anak yang akan dikembalikan ke SD/MI, 885 anak di tingkat SMP/MTs dan 486 anak di tingkat SMA/SMK/MA," rincinya.
ADVERTISEMENT
Rojat menjelaskan, selain di sekolah formal, pihaknya juga siap mengembalikan anak putus sekolah ke Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). "Untuk yang siap di kejar paket A ada 176 anak, kejar paket B ada 1.238 anak dan kejar paket C ada 880 anak," jelas Rojat.
Di Kabupaten Brebes sendiri terdapat 29 PKBM yang tersebar di 17 kecamatan. Menurutnya, ketika satu PKBM saja punya 3 kelompok belajar, maka persoalan anak putus sekolah bisa tercover semua.
Dindikpora meyakini, PKBM merupakan langkah yang tepat untuk mengembalikan anak putus sekolah. "Yang paling pas ya di PKBM. Soalnya yg sudah keluar, pasti suasana hati berubah, motivasi menurun dan keinginan untuk bekerja pasti banyak," terang Rojat.
Untuk menghindari terulangnya anak putus sekolah, pihak Dinas Pendidikan berupaya dalam monitoring setiap peserta didik. "Kita ada penilik sekolah baik formal maupun informal, jika ada indikasi siswa yang mau keluar, maka akan dilakukan home visit, kita beri pemahaman, kita kasih penyuluhan supaya tidak keluar," kata Rojat.
ADVERTISEMENT
Selain memberikan dana stimulan melalui APBD, pemerintah berharap penuh kepada semua lapisan masyarakat untuk mendukung GKB. Sebab, pendidikan merupakan tanggungjawab semua kalangan.
Reporter: Yunar Rahmawan
Editor: Muhammad Irsyam Faiz