Drainase Dinilai Buruk, Warga Brebes Khawatirkan Banjir

Konten Media Partner
18 Desember 2018 17:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Drainase Dinilai Buruk, Warga Brebes Khawatirkan Banjir
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Kepala Bidang Cipta Karya DPU Kabupaten Brebes, Abdul Majid
BREBES - Persoalan drainase perkotaan di Kabupaten Brebes selalu menjadi momok bagi masyarakat saat memasuki musim hujan seperti sekarang ini. Pasalnya, dalam kurun tiga tahun belakangan ini genangan air atau banjir selalu terjadi.
ADVERTISEMENT
Masyarakat menilai, hal itu terjadi akibat buruknya drainase yang tak bekerja dengan maksimal. Mereka pun mendesak pemerintah setempat untuk mengambil langkah dalam penanganan drainase. Sehingga genangan air dan banjir dapat dicegah ataupun diantisipasi sejak dini.
Salman (40) seorang warga Pasar Batang Brebes mengaku khawatir rumahnya kembali dikepung banjir ataupun genangan air. Terlebih, saat ini memasuki awal bulan Desember intensitas hujan mulai sering terjadi.
"Harus segera ada langkah serius Pemkab dalam penanganan banjir di perkotaan. Khususnya di wilayah kelurahan Brebes dan kelurahan pasar batang dan sekitarnya," ucap Salman, Selasa 18 Desember 2018.
Sudah beberapa tahun belakangan ini, kata dia, jika turun hujan deras sekitar 2 jam saja sudah dipastikan terjadi genangan air di jalan hingga ketinggian antara 20 Cm hingga 30 Cm.
ADVERTISEMENT
"Kalau lebih dari 2 jam hujan, genangan air sampai masuk ke rumah-rumah. Masa setiap tahun masyarakat di sini selalu menjadi korban banjir. Apakah drainase yang ada di sini tersumbat kita juga nggak tau, yang aliran airnya nda bsa ngalir atau tersumbat," ungkapnya.
Hal senada diungkapkan, pedagang di seputaran alun-alun Brebes, Ika (41). Ia mengaku jalanan di seputaran alun-alun selalu tergenang air usai turun hujan kurang dari tiga jam.
"Pernah tahun lalu hujan semalaman, sampai jalanan jadi kolam renang. Bahkan, pendopo bupati juga sampai kebanjiran. Mungkin drainase atau saluranya tersumbat makanya air hujan tergenang dan surutnya lama," ucap Ika.
Butuh Anggaran Miliaran
Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Brebes, Abdul Majid memastikan jika fungsi drainase di wilayah perkotaan sudah berjalan baik. Apalagi, kata dia, pihaknya rutin melakukan pemeliharaan drainase yang ada setiap tahun.
ADVERTISEMENT
"Ya memang walaupun mungkin belum maksimal, karena berbicara tentang drainase itu merupakan sebuah sistem yang harus terhubung dari hulu hingga hilir, sehingga tak bisa berbicara sepotong - sepotong," ucap Abdul Majid.
Di sisi lain, secara teknis lokasi drainase yang ada di wilayah perkotaan Brebes cukup pendek dan tidak terlalu tinggi, sehingga air tidak bisa berjalan lancar. Kondisi itu, diperparah dengan perilaku masyarakat yang suka membuang sampah sembarangan. Hingga akhinya mengakibatkan sumbatan - sumbatan di saluran drainase.
"Jadi untuk menyelesaikan persoalan drainase di perkotaan itu membutuhkan biaya yang sangat besar. Perkiraanya kurang lebih anggaran sekitar 50 miliar, karena untuk penanganan sampai ke hilir di Sigeleng," jelasnya.
Lantaran keterbatasan anggatan, lanjut dia, pihaknya akan melakukannya secara bertahap berdasarkan masterplan yang sudah dibuat sebelumnya. "Utamanya kita terus melakukan pemeliharaan rutin pembersihan sampah yang tersumbat hingga berfungsi maksimal. Karena hampir sebagian besar saluran saluran yang kita bersihkan lantaran banyak sampah, sehingga dapat menghambat aliran air yang menyebabkan banjir di perkotaan," beber dia.
ADVERTISEMENT
Mengurangi Waktu Lama Genangan Air
Upaya penanganan genangan air atau banjir lainnya, kata Majid, target untuk sementara ini hanya bertujuan mengurangi waktu lama genangan air. Pasalnya, untuk menghilangkan genangan secara langsung membutuhkan biaya besar.
Sedangkan beberapa titik yang menjadi perhatian dan menjadi langganan terjadi genangan air atau banjir di perkotaan berada di kelurahan pasar batang dan kompleks alun alun. "Karena di pasar batang sistem drainase cukup banyak, tapi tingkat pemeliharaannya kita tak maksimal. Dan juga banyak kendala di wilayah tersebut, sehingga proses pemeliharaan atau normalisasi terhambat," tuturnya.
Selain itu, upaya penanganan banjir dan genangan di perkotaan, pihaknya juga akan menerapkan sistem pompa dan sistem gravitasi yakni, air mengalir biasa sesuai ketinggian elevasi secara alami.
ADVERTISEMENT
"Dengan mesin pompa ini untuk mengurangi beban debit genangan air. Kita siagakan 2 buah pompa banjir portabel yang bisa kita pindahkan sesuai kebutuhan," imbuhnya.
Untuk program utama kegiatam bipta karya Prioritas 2019, di antaranya melakukan normalisasi di Sigeleng.,
"Kita juga prioritaskan normalisasi drainase di alun alun, rawa bebek yang berada di rajak ke utara. Anggaran APBD Rp 1 Miliar, nanti juga ada dari APBD Provinsi tapi belum bisa kita sampaikan jumlahnya. Karena sampai saat ini masih dalam tahap pembahasan," pungkasnya. (*)
Reporter : Fajar Eko Nugroho
Editor : Muhammad Abduh