Ganjar Minta Manajemen BPJS Diperbaiki Total

Konten Media Partner
1 November 2019 19:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
BPJS Kesehatan Tegal. (Foto: Irsyam Faiz)
zoom-in-whitePerbesar
BPJS Kesehatan Tegal. (Foto: Irsyam Faiz)
ADVERTISEMENT
MAGELANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo turut mengomentari kenaikan iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Menurut dia, kenaikan iuran harus diikuti oleh perbaikan manajemen dan pelayanan.
ADVERTISEMENT
Ia juga memastikan pelayanan kesehatan tidak kendur meskipun ada tagihan BPJS yang belum dibayar. Dia berharap, kenaikan ini bisa mendorong pelayanan kesehatan di masyarakat jauh lebih baik.
"Itu yang diharapkan masyarakat. Kalau naik ya harusnya segera dibayar. Rumah sakit saya saja belum dibayar. Totalnya banyak, hampir sekitar Rp 200an miliar. ," kata Ganjar Pranowo dalam siaran pers yang diterima PanturaPost, Jumat (1/11/2019).
Berdasarkan data Pemprov Jateng per tanggal 30 Oktober 2019, tagihan BPJS yang belum dibayar senilai Rp 249.199.868.991. Jumlah tersebut terdiri atas enam rumah rakit umum daerah dengan termin yang bervariasi. RSUD Muwardi memiliki tagihan tertinggi yang belum dibayar oleh BPJS. Totalnya mencapai Rp 128.120.277.776.
Adapun 5 rumah sakit lainnya yang masih memiliki tagihan kepada BPJS adalah RSUD Tugurejo, RSUD Margono, RSUD Lelet, RSUD Surakarta, dan RSUD Soejarwadi. "Solusinya adalah ditagih karena yang bayar sana (BPJS), yang utang sana. Makanya manajemen BPJS harus diperbaiki secara total," ungkap Ganjar.
ADVERTISEMENT
Meskipun ada tagihan yang belum dibayar oleh BPJS, Ganjar menjamin tidak akan ada penurunan pelayanan kesehatan. Berbagai solusi juga sudah dilakukan agar pelayanan kesehatan tetap bertahan dan lebih baik.
Ganjar Pranowo. (Foto: Kumparan)
"Kami tidak bisa menyalahkan saja, inovasinya di daerah ayo temui distributor obat agar mereka bisa membuat satu terobosan kepada kita. Kita mencoba survive. Kita punya kewajiban melayani,"jelasnya.
Ia mencontohkan kasus yang terjadi di RSUD Muwardi, jika tagihan BPJS belum dibayar maka akan ada kesulitan terkait stok obat. Maka inovasi dan kreasi di daerah harus dilakukan agar pelayanan kesehatan tetap berjalan dengan baik.
"Kalau belum terbayar kesulitannya nanti soal stok obat. Maka kreasinya kita harus bicara dengan distributor obat agar kita bisa mendapatkan kemudahan, karena kesulitan ini bukan dari kami tetapi karena tagihan BPJS yang belum dibayar," katanya. (Jateng Gayeng)
ADVERTISEMENT