Hilang Misterius, Balita di Pemalang Belum Ditemukan

Konten Media Partner
17 Mei 2022 20:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Relawan gabungan dan warga menyusuri aliran irigasi untuk mencari balita yang hilang.
zoom-in-whitePerbesar
Relawan gabungan dan warga menyusuri aliran irigasi untuk mencari balita yang hilang.
ADVERTISEMENT
PEMALANG – Relawan gabungan dan warga terus mencari Arkhana Faeza Riskiawan, balita berusia 1,5 tahun di Desa Amboweetan, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang yang dikabarkan hilang misterius. Namun upaya mereka belum membuahkan hasil.
ADVERTISEMENT
Pencarian sendiri dilakukan dengan penyusuran aliran irigasi dan bahkan dilakukan cara unik, yakni dengan cara tradisional Tong-Tonng Prek atau kentongan bambu.
“Upaya pencarian masih dilakukan sampai sore tadi, namun belum ada hasil," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pemalang, Sugiyanto saat dikonfirmasi, Selasa Sore (17/05/2022) sore.
Balita hilang misterius ini adalah anak dari pasangan suami istri Fandi Risjiawan (26) dan Dwi Jamilah (27). Hingga kini hilangnya balita itu belum diketahui secara pasti, apakah hanyut di sungai irigrasi atau diculik.
"Kita tetep lakukan pencarian di sepanjang saluran irigasi. Opsar sendiri melibatkan semua unsur, termasuk relawan, melakukan susur sungai kecil depan titik awal rumah korban yang dinyatakan hilang. Pencarian diperkirakan sejauh 1 KM ke arah timur di perbatasan Desa Ambowetan dan Desa Rowosari Kecamatan Ulujami. Ini kedua kalinya setelah semalem dilakukan,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Sementara, untuk pencarian sendiri dilkukan dengan teknis susur saluran irigasi. Warga dan petugas, turun langsung ke dasar saluran irigasi melakukan penyusuran. “Penyusuran dengan terjun ke gorong-gorong dan saluran irigasi. Namun belum ada hasil,” ujarnya.
Terkait hilangnya korban secara miterius ini arga desa sebelumnya pada Senin (16/05/2022) malam telah melakukan pencarian korban dengan cara tradisional. Puluhan warga menggunakan alat dapur dan kentongan, melakukan tong-tong prek, sembari memanggil-manggil nama korban.
Warga menilai cara itu adalah cara tradisional yang biasa dilakukan sejak turun-temurun, dengan harapan korban mendengar suara panggilan warga dan lekas ditemukan. “Tong-tong prek dilakukan dari rumah sampai keliling desa dan juga areal pemakaman," tutur salah seorang warga, Rohadi (58).
ADVERTISEMENT
Sementara itu, kedua orangtua bayi yang hilang misterius, masih terlihat sedih akibat peristiwa tersebut. Bahkan, ibu korban yakni Dwi Jamilah, pada Senin malam, nampak histeris, mendapati anaknya hilang secara misterius.
“Orang tuanya jelas sedih banget. Bahkan semalam ibunya teriak-teriak histeris," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, balita berusia 1,5 tahun ini dikabarkan hilang misterius pada Senin (16/05/2022) sore, sekitar pukul 16.00 WIB, saat disuapi ibunya di ruang depan rumahnya. Namun, saat ibunya ke dalam rumah untuk mengambil air minum, sudah tidak mendapati anaknya di tempat semula. (*)