Isak Tangis Keluarga Iringi Pemakaman Agil, Korban Lion Air asal Slawi

Konten Media Partner
24 November 2018 16:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Isak Tangis Keluarga Iringi Pemakaman Agil, Korban Lion Air asal Slawi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
SLAWI – Suasana duka menyelimuti pemakaman jenazah Agil Septian Nugroho, putra tunggal Suharto, warga Dukuhwringin, Slawi, Kabupaten Tegal yang juga sebagai Kepala SD Slawi Kulon 02. Agil merupakan salah satu korban jatuhnya pesawat Lion Air JT-610.
ADVERTISEMENT
Jenazah Agil dimakamkan di TPU Ketos Dukuhwringin, Sabtu (24/11), sekitar pukul 10.00 WIB, setelah disalati di musala setempat. Tangisan pun pecah saat peti jenazah dimasukkan ke dalam liang lahat. Orang tuanya, neneknya, keluarganya, dan teman-temannya tidak bisa menahan air mata.
Turut hadir dalam pemakaman yakni Camat Slawi, Staf Bupati Tegal, Pendamping Lion Air, Direktur PT Pertamina Persero Tbk serta jajarannya, pihak kepolisian serta Danramil, dan kerabat Agil serta teman dan guru-guru sejawat orang tuanya.
Jenazah Agil diberangkatkan dengan ambulans dari RS Polri pada hari Jumat malam (23/11), sekitar pukul 21.00 WIB. Diiringi pendamping dari Lion Air, keluarga dan kerabatnya, jenazah tiba di rumah orang tuanya pukul 3.00 WIB, Sabtu dini hari (24/11).
ADVERTISEMENT
Agil Septian Nugroho merupakan putra semata wayang pasangan Suharto, Kepala SD Slawi Kulon 02 dan Rohmiyatun, guru di SD Dukuhwringin. Korban menyelesaikan pendidikan di SDN 7 Slawi, SMP N 1 Slawi, SMAN 1 Slawi, dan masuk UGM. Setelah lulus kuliah, Agil sempat kerja di BRI dan terakhir bekerja di PT Pertamina (Persero) Tbk.
Di sela-sela pemakaman, paman Agil--Tarifudin (58 tahun), menuturkan semenjak mendapat kabar Agil menjadi salah satu penumpang Lion Air JT-610 rute Jakarta-Pangkalpinang yang jatuh di Perairan Tanjung Karawang, Provinsi Jawa Barat, Senin (29/10), orang tua Agil selama 25 hari di Jakarta, menunggu kepastian identifikasi.
“Baru hari Jumat siang (23/11), jam 10, nama Agil Septian Nugroho teridentifikasi. Saya sebagai pamannya juga beberapa kali ke Jakarta dengan keluarga,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, hasil identifikasi keluar dari pencocokan DNA antara orang tua dengan Agil. Pihak keluarga sempat diminta menyerahkan sampel sisir, rekam struktur gigi, dan sidik jari dari ijazah Agil. “Setelah terindentifikasi, jenazah bisa diambil keluarga," kata Tarifudin. (*)
Reporter: Bentar
Editor: Muhammad Abduh