Jelang Nataru, Pembangunan Jalingkut Tegal-Brebes Dikebut

Konten Media Partner
15 September 2020 14:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah pekerja tengah membangun Jembatan Kali Kemiri di Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal dalam proyek pengerjaan Jalingkut Tegal-Brebes, Selasa (15/9/2020)
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah pekerja tengah membangun Jembatan Kali Kemiri di Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal dalam proyek pengerjaan Jalingkut Tegal-Brebes, Selasa (15/9/2020)
ADVERTISEMENT
TEGAL – Menghadapi libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021, Progres pembangunan jalan lingkar utara sepanjang 14,9 KM dari total 17,4 KM, yang memanjang dari Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal hingga Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes, terus dikebut.
ADVERTISEMENT
Kepala Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.1 Provinsi Jawa Tengah Ruas Jalan Nasional Losari Brebes-Tegal-Pemalang Juniar Perkasa SL mengemukakan, proyek senilai Rp. 260 M yang direfocusing menjadi Rp. 114 M di tahun 2020 ditarget dapat difungsionalkan saat libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021.
"Dari anggaran Rp. 114 M tahun ini target kita harus di atas 60 persen karena Nataru harus bisa difungsionalkan. Meski demikian, pembangunan tetap berlanjut dengan anggaran Rp. 76 M yang digeser anggarannya di 2021," kata Juniar, Selasa (15/9/2020).
Pria yang akrab disapa Toni mengemukakan, saat ini progres pembangunan Jalingkut sepanjang 14,9 KM sudah mencapai 59 persen. Sedikitnya ada 7 jembatan yang dibangun. Dua di antaranya masih dalam tahap pengerjaan.
ADVERTISEMENT
"Jadi dari total 17,4 KM, 2,5 KM di antaranya sudah dibangun di tahun 2017. Kita saat ini hanya mengerjakan sepanjang 14,9 KM dimana dilalui 7 jembatan. 5 jembatan selesai tinggal finishing, 2 lainnya Jembatan Kaligangsa dan Kali Kemiri masih on going," terangnya.
Toni mengemukakan, tidak ada kendala teknis di lapangan. Hanya saja animo tinggi masyarakat yang ingin menyaksikan pembangunan terkadang menjadi penghambat di area pekerjaan.
"Sedikit menghambat. Terkadang warga juga memaksakan masuk ke area pekerjaan. Dimana alat berat masih bekerja. Sebenarnya sudah dipasang rambu, namun antusiasme yang tinggi akhirnya memaksakan untuk lewat," kata Toni.
Toni berharap, untuk kebaikan bersama, lebih baik warga tidak mendekat ke lokasi pengerjaan. Hal itu untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
ADVERTISEMENT
"Kami mengedepankan masalah keselamatan. Karena begitu alat berat bekerja resikonya cukup tinggi dan bisa beresiko ke warga yang melintas. Bukan kita melarang namun demi keselamatan kita semua," kata Toni.
Untuk itu, upaya sosialisasi untuk memberikan pemahaman disampaikan ke warga yang memiliki animo besar untuk menyaksikan atau beraktivitas di areal pengerjaan. "Harapan kami dengan adanya sosialisasi bisa memberikan pemahaman kepada warga akan pentingnya keselamatan di lapangan yang utama. Karena target kita zero insiden. Agar pekerjaan cepat selesai, namun juga tidak ada musibah apapun," pungkasnya. (*)