Kala Puncak Gunung Slamet Dilanda Hujan Es

Konten Media Partner
23 November 2020 14:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hujan es melanda puncak Gunung Slamet, Minggu (23/11/2020). (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Hujan es melanda puncak Gunung Slamet, Minggu (23/11/2020). (Foto: Istimewa)
ADVERTISEMENT
TEGAL - Hujan es melanda puncak Gunung Slamet, Kabupaten Tegal, Minggu (22/11/2020). Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 13.14 WIB direkam oleh sejumlah pendaki yang saat itu sedang menikmati puncak gunung terbesar di Jawa Tengah tersebut.
ADVERTISEMENT
"Pada saat di puncak, awal pertama itu kabut tebal, terus hujan biasa. Tapi lama-lama jadi es atau hujan es," tutur Andi Yonas Prakatama, pendaki asal Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) saat berbincang dengan PanturaPost di basecamp Permadi, Guci, Kabupaten Tegal, Senin (23/11/2020).
Menurutnya, baru kali ini dia mendapat momentum hujan es di puncak gunung. "Pada saat ,itu hujan es cukup lama, hampir satu jam. Kondisi hujan es di Puncak Surono itu cukup tebal dengan butiran es kecil," katanya.
Pada saat itu, tambah Andi Yonas, rasanya campur aduk. Ada rasa takut tapi juga senang. Rasa takutnya itu karena saat itu cuaca sudah ekstrem dan banyak petir. Sedangkan rasa senang serta bahagianya itu, karena baru pertama kali mengalami hujan es di puncak gunung.
ADVERTISEMENT
"Itu rasanya dingin-dingin gitu, yah seru banget karena baru merasakan momen kaya gitu. Keren banget. Tapi petir yang cukup besar membuat kami takut," ungkapnya.
Hal yang sama diungkapkan Saleh, pendaki asal Lombok. Dia mengatakan, hujan es di puncak Gunung Slamet lumayan tebal.
"Ini momen pertama yang saya rasakan. Kalau ke puncak gunung biasanya itu kena badai, pohon tumbang serta kabut. Tapi ini hujan es, rasanya dingin-dingin gitu," ujar dia.
Hujan es melanda puncak Gunung Slamet, Minggu (23/11/2020). (Foto: Istimewa)
Sementara itu koordinator jalur pendakian Permadi via Guci, Ali Burhan, mengatakan fenomena hujan es pada Minggu kemarin adalah pertama kali terjadi. "Sebelumnya, belum pernah para pendaki via jalur Permadi mengalami hal seperti itu, ini fenomena pertama," katanya.
Menurut Ali, pada saat itu, dia yang sedang berjaga di basecamp juga merasakan hujan yang cukup deras di wilayah Guci. Namun bukan hujan es. 
ADVERTISEMENT
"Kebetulan pendakian lewat jalur Permadi sedang ramai sekali ada hampir 200 pendaki yang naik ke puncak. Infonya, puncak Slamet di sebelah timur yang lewat jalur bambangan dan utara lewat jalur Kompak juga sama ikut merasakan fenomena tersebut," pungkas dia. (*)