Kawasan Pertanian di Brebes wilayah Selatan Terkendala Kebutuhan Air

Konten Media Partner
23 Januari 2020 16:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kawasan Pertanian di Brebes wilayah Selatan Terkendala Kebutuhan Air
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
BREBES - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Brebes di tahun 2020 masih terus memfokuskan pengembangan kawasan pertanian terpadu. Namun kawasan pertanian yang berada di Kabupaten Brebes wilayah selatan itu masih terkendala dengan kebutuhan air.
ADVERTISEMENT
Hal itu terungkap dalam rapat Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu di Aula Kecamatan Bumiayu, Kamis (23/1/2020). Adapun rapat dihadiri oleh Bupati Brebes Idza Priyanti, Sekretaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan M Furqon, Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A), dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).
P3A Kecamatan Tonjong Zawawi mengungkapkan, saat ini lahan pertanian di daerahnya kesulitan air. Penyebabnya lantaran kondisi Bendungan Tanggeran rusak.
"Sudah ditinjau dari kabupaten hingga provinsi. Dampak kerusakan bendungan, petani kesulitan mencari air," katanya.
Dikatakan, pihak kabupaten hingga provinsi bahkan sudah meninjau lima tahun lalu. Namun nyatanya, rencana perbaikan tak kunjung terealisasi. "Kami sudah mengajukan perbaikan, tapi tak kunjung diperbaiki. Padahal ada 700 hektare lahan pertanian yang bergantung pada bendungan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Hal yang mirip juga dikeluhkan oleh P3A Kecamatan Bumiayu Junedi. Ia mengaku, rata-rata sarana dan prasarana pertanian di wilayahnya kondisinya memprihatinkan. "Sarpras seperti irigasi untuk sawah sudah banyak yang rusak. Kami minta agar dapat dicek dan segera diperbaiki," tuturnya.
Ia menambahkan, adanya perluasan daerah perumahan mengancam luas lahan pertanian. Junedi pun meminta agar ada solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
"Kami cemas dengan banyaknya pengembang (perumahan) akan mengurangi lahan pertanian. Karena pengembangn di Bumiayu sudah banyak," beber dia.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Brebes Idza Priyanti pun berjanji akan segera mencari solusi terbaik. Yang mana, sarana dan prasarana pertanian akan diperbaiki bahkan ditambah.
"Semoga bantuan di 2020 dari Kementerian Pertanian dapat memperbaiki kawasan pertanian dari hulu hingga hilir. Aspek yang diperbaiki dari sarpras, alsintan hingga pemasaran," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Adapun kata dia, total bantuan diperkirakan mencapai Rp 150 Miliar. Bantuan akan diberikan bertahap, yang perkiraannya akan cair pada Juni 2020. "Bantuan Kementan ini multi years itu bertahap. Rencananya akan memperbaiki dari hulu seperti rehabilitasi lahan di Sirampog," ungkapnya. (*)