Kisah 4 Bersaudara di Pemalang yang Alami Lumpuh Sejak Kecil

Konten Media Partner
20 Maret 2019 18:56 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
4 bersaudara di Pemalang, mengalami lumpuh sejak masih balita. (Foto: Syaifullah)
zoom-in-whitePerbesar
4 bersaudara di Pemalang, mengalami lumpuh sejak masih balita. (Foto: Syaifullah)
ADVERTISEMENT
PEMALANG - Empat bersaudara warga Desa Karanganyar, Kecamatan Bantarbolang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, mengalami lumpuh sejak kecil. Berbagai pengobatan pun dilakukan. Namun, hingga tumbuh dewasa, penyakit mereka tidak kunjung sembuh.
ADVERTISEMENT
Kondisi sehari-hari, empat saudara anak dari pasangan Kamari dan Surinah ini memang memprihatinkan. Mereka adalah Dul Mukmin (38), Susi Susanti (36), Faridah (28), dan Rinjanah (15).
Aktivitas keempat bersaudara itu sangat terbatas. Mereka hanya bisa beraktivitas di dalam rumah, tepatnya hanya bisa duduk di rumah seharian. Bahkan, mereka tidak bisa merasakan pendidikan seperti anak-anak pada umumnya. Ditambah lagi, kondisi ekonomi kedua orang tua mereka tergolong tidak mampu.
Di desa tersebut sebetulnya, ada lima orang yang mengalami lumpuh layu. Namun, hanya keluarga Kamari dan Surinah yang hampir seluruh anaknya menderita penyakit tersebut. Hanya ada dua anak mereka yang tumbuh dengan normal.
4 bersaudara di Pemalang, mengalami lumpuh sejak masih balita. (Foto: Syaifullah)
Pada umumnya, empat bersaudara itu dilahirkan dalam kondisi normal, bahkan tidak ada sedikit pun tanda-tanda bayi tersebut mengalami cacat. Namun, menginjak usia satu tahun setengah, mereka mengalami demam tinggi hingga mengakibatkan kelumpuhan pada kaki.
ADVERTISEMENT
Meski tergolong keluarga tidak mampu, tetapi pasangan Kamari dan Surinah ini terus berupaya membawa anaknya berobat. Tapi upaya itu tak membuahkan hasil. Hingga beranjak dewasa, mereka belum bisa hidup normal.
“Sejak kecil, mereka lahirnya biasa, normal. Kaki tidak cacat. Makanya saya heran. Terakhir berobat Randudongkal. Katanya kena polio. Awalnya panas gitu. Terus katanya tipes tapi seperti itu,” kata dia.
Kamari mengatakan, banyak yang peduli dengan kondisi anak-anaknya, seperti tetangga sekitar. Mereka membantu Kamari dan Surinah untuk memenuhi kebutuhan empat anaknya itu. “Alhamdulillah banyak yang peduli sama saya dan anak saya,” katanya.
Saat Kamari berharap ada orang yang mau peduli membantu anaknya belajar mengaji dan membaca di rumah, ada seorang polisi yang datang ke rumahnya untuk mengajarkan anak-anaknya mengaji. Sehingga mereka tidak perlu kesulitan jika harus keluar rumah.
ADVERTISEMENT
“Ya sedikit-sedikit sudah bisa baca Surat Al-Fatihah. Atau doa-doa orang makan, terus huruf-huruf arab. Ya sedikit sedikit sudah agak bisa,” katanya.
---
Reporter: Syaifullah
Editor: Irsyam Faiz