Kisah Jatuh Bangun Panti Asuhan Darul Farroh Tegal

Konten Media Partner
3 Juni 2019 23:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rifai bersama sejumlah pengurus dan anak asuh Panti Asuhan Darul Farroh, Kabupaten Tegal (Foto: Irsyam Faiz)
zoom-in-whitePerbesar
Rifai bersama sejumlah pengurus dan anak asuh Panti Asuhan Darul Farroh, Kabupaten Tegal (Foto: Irsyam Faiz)
ADVERTISEMENT
TEGAL - Pendidikan adalah kunci kesuksesan. Semakin tinggi pendidikannya, maka semakin besar peluang dia meraih kesuksesan. Hal itulah yang mengilhami seorang Rifai, warga Harjosari Kidul, Kecamatan Adiwerna Keabupaten Tegal, untuk membuat panti asuhan Darul Farroh Tegal.
ADVERTISEMENT
Rifai bercerita ihwal awal mula dia merintis panti asuhan yang dia pegang. Di era 1990-an, tepatnya pada 1997, Rifai dan teman-temannya resah. Banyak anak-anak di lingkungan sekitar yang tidak bersekolah. Jangankan untuk sekolah, untuk makan saja masih susah.
“Waktu itu saya terenyuh melihat seorang anak yang kalau makan itu harus menunggu bapak ibunya selesai bertani. Jadi makan bareng di sawah. Siang-siang mereka tidak sekolah,” kata Rifai mengawali perbincangan dengan PanturaPost, Jumat malam (2/6).
Rifai ketika itu bersama kelompok pengajiannya berinisiatif menggalang donasi untuk menyekolahkan anak-anak tersebut. Saat itu, dia berhasil mengumpulkan sebanyak 40 anak. “Kami kumpulkan dana dari jamaah pengajian. Iuran Rp 1.500 per orang saat pertemuan rutin. Uang itu sebagian untuk biaya sekolah, sebagian untuk konsumsi tuan rumah,” ujar dia.
ADVERTISEMENT
Tahun demi tahun, jumlah anak asuh Rifai semakin banyak. Hingga akhirnya pada 2004, setelah semua anak asuhnya lulus sekolah SMA, dia mencoba bikin yayasan agar aktivitasnya bisa legal dan bisa mendapat akses bantuan. “Karena waktu itu anaknya semakin banyak sih akhirnya saya minta bantuan sama bupati saat itu. Ketemu, audiensi,” katanya.
Rifai, pendiri panti asuhan Darul Farroh Tegal. (Foto: Bentar)
Dari hasil audiensi itu, kemudian berdirilah Panti Asuhan Darul Farroh di Desa Harjosari, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal. Panti asuhan itu awalnya menempati sebuah bangunan kecil di dekat kuburan dan jauh dari jalan raya. Saat itu, anak asuhnya baru 4 anak.
Dari 4 anak itu kemudian berkembang menjadi 85 anak setiap angkatan. Itu saja butuh waktu 5 tahun untuk bisa berkembang. “Pada 2009, kita baru bisa membangun gedung baru bantuan dari pemerintah. Kemudian sampai sekarang bantuan terus mengalir,” katanya.
ADVERTISEMENT
Kepedulian Rifai pada urusan sosial ini memang sudah tertanam sejak muda. Sebelum terjun ke dunia sosial, dia telah bekerja sebagai mandor proyek di Jakarta. Dia rela meninggalkan pekerjaan yang sudah membuatnya nyaman itu demi mengurus anak yatim.
“Waktu itu mungkin gaji saya sudah cukup lah. Tapi saya harus pulang kampung dan memulai lagid ari nol. Saya sempat bekerja sebagai penjahit sambil mengurus panti.Tapi ternyata itu membuat saya tidak fokus. akhirnya saya tinggalkan pekerjaan itu agar bisa konsentrasi mengurus anak-anak (panti asuhan),” jelas dia.
Langkah itu mulanya dicibir oleh tetangga dan rekan-rekannya. Bahkan dia dianggap gila karena membuat keputusan yang tak lazim. Banyak yang tidak percaya kalau panti asuhan ritisan Rifai itu akan berjalan. Tapi, dia percaya, keputusan itu sudah tepat.
ADVERTISEMENT
Kini, sudah ada ratusan anak yang berhasil dibantu sekolahnya oleh Rifai. Bahkan, ada yang sampai ke jenjang sarjana. “Kalau yang kuliah itu biasanya dapat beasiswa. Dan mereka juga bekerja paruh waktu,” katanya.
Rifai bersyukur, keputusan yang dianggap di luar kewajaran oleh orang-orang di sekitarnya itu ternyata berbuah manis. Bantuan dari donatur baik pejabat maupun pengusaha terus mengalir. Meski jumlahnya tidak terlalu besar. Dalam hati dia berkata, “Rezeki sudah ada yang mengatur. Yang penting saya sudah berusaha berbuat baik untuk orang-orang disekitar saya.”
Kegiatan buka bersama di Panti Asuhan Darul Farroh Tegal. (Foto: Yunar Rahmawan)
PanturaPost mendapat kesempatan berkunjung ke panti asuhan tersebut. Kami bersama kumparan dan kitabisa.com berkolaborasi untuk berbagi makanan buka puasa kepada anak-anak panti. Rifai berterimakasih atas bantuan makanan yang sudah diberikan. "Kami tidak melihat jumlahnya, tapi yang penting keikhlasannya," ujar dia.
ADVERTISEMENT
Reporter: Bentar/Irsyam Faiz
Editor: Irsyam Faiz