Marak Pemungut Ikan Dikeluhkan Nelayan Tegal

Konten Media Partner
3 Maret 2019 17:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah perahu di PPP Jongor sedang melakukan bongkar muat. (foto: reza abineri)
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah perahu di PPP Jongor sedang melakukan bongkar muat. (foto: reza abineri)
ADVERTISEMENT
TEGAL - Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari (PPP) Jongor, Kota Tegal marak akan pemungut ikan atau karlak, Minggu (3/2). Dengan bergerombol, puluhan karlak tersebut 'menyerbu' pelabuhan dengan memungut ikan dalam keranjang atau basket yang padahal akan dijual.
ADVERTISEMENT
"Jumlahnya 50 - 100 orang. Didominasi ibu-ibu," kata Ketua DPC HNSI Kota Tegal Riswanto.
Ia mengungkapkan, keberadaan karlak sangat dikeluhkan nelayan. Pasalnya, mereka mengganggu proses bongkar muat ikan hasil tangkap di pelabuhan. "Setiap hari pasti kelompok itu ada di TPI. Dilakukan setiap ada kesempatan. Mengganggu dan merugikan nelayan" katanya.
Menurut dia, modus para karlak tersebut mulai muncul dini hari atau saat subuh. Seakan mereka seperti pembagian waktu kerja layaknya kantor. "Mereka bergerak ada yang malam hari jam 02.00 WIB (dini hari). Ada yang bergerak dari jam 05.00 WIB," ungkap dia.
Ia menduga, hasil menjadi karlak cukup menjanjikan lantaran ada penadahnya. Tiap kali memungut ikan, karlak dapat menjual ke penadah Rp 15 ribu.
ADVERTISEMENT
"Yang satu ember kecil oleh penadah dibayar Rp 5.000. Dan untuk ukuran ember besar Rp 10.000-15.000. Dilakukan Berulang-Ulang. (Bahkan) Ada penadah yang sudah umrah," beber dia.
Bahkan, Riswanto menyebut ada lagi modus operandi para penadah ikan atau cumi pancingan dari kapal-kapal nelayan yang selesai bongkar cumi atau ikan yang langsung dari kapal. "Mereka juga sekelompok wanita cantik bukan emak-emak," sambungnya.
Hal tersebut, tambah dia menambah persoalan bagi nelayan. Terlebih saat ini banyak bolder pengikat tali untuk tambat kapal yang sudah rusak. "Banyak para pelaku usaha mengeluh karena sering kali, kapal-kapal perikanan yang Ditambatkan lepas. Akibatnya, kapalnya bergeser atau sampai hanyut perpindah tempat," keluhnya.
Selain itu, ada beberapa fasilitas di Kawasan PPP Jongor yang rusak. Yakni seperti rubber render untuk pengaman dermaga dari benturan kapal secara langsung. "Tolong semua permasalah tersebut segera diperhatian semua pihak. Khususnya kepada otoritas pemerintah daerah, pengelolaan kawasan pelabuhan, agar sama-sama tertib, aman dan kondusif," imbuh Riswanto. (*)
ADVERTISEMENT
Reporter : Reza Abineri
Editor : Muhammad Abduh