Masih Ada 173 Ribu Rumah Tidak Layak Huni di Brebes

Konten Media Partner
29 Maret 2019 11:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Potret kemiskinan di Brebes. Seorang nenek tinggal di gubuk terpal. (Foto: Muhammad Irsyam Faiz)
zoom-in-whitePerbesar
Potret kemiskinan di Brebes. Seorang nenek tinggal di gubuk terpal. (Foto: Muhammad Irsyam Faiz)
ADVERTISEMENT
BREBES - Jumlah rumah tidak layak huni (RTLH) di Kabupaten Brebes masih sangat banyak. Dari data di Pemprov Jateng, terdapat 173 ribu RTLH yang tersebar di 17 Kecamatan di Kabupaten Brebes.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Kabupaten Brebes, Sutaryono mengatakan, meski Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu (DTPPFMOTM) tersebut agak meragukan, namun pihaknya tetap menggunakannya sebagai acuan. Dalam data tersebut sudah tercantum data nama dan alamat pemilik RTLH.
"Sesuai arahan Bupati agar tiap desa bisa mengalokasikan APBDes dalam penggunaan Dana Desa untuk perbaikan RTLH. Diharapkan, dengan cara ini jumlah RTLH bisa ditekan,” ucap Sutaryono (29/3).
Pada 2019 ini, kata dia, dari berbagai sumber anggaran baik pusat, provinsi dan kabupaten untuk perbaikan RTLH yang akan dibangun sekitar 1600 unit. "Agar tepat sasaran kita bentuk tim fasilitator di lapangan untuk melakukan verifikasi faktual, agar bantuan RTLH ini sampai ke masyarakat," kata dia.
ADVERTISEMENT
Selama kurun waktu tiga tahun belakangan, sedikitnya 2.500 unit RTLH sudah dilakukan perbaikan. RTLH itu diberikan untuk membeli material bahan bangunan untuk rehab dinding, atap dan lantai.
Meskipun jumlah bantuan yang diberikan untuk perbaikan itu terbatas, namun masyarakarat diminta tidak hanya menunggu bantuan dari pemerintah saja. Tetapi ikut melakukan perbaikan rumah mereka secara swadaya.
“Misalnya lewat sumbangan saudara atau bantuan dari rantau bisa membangun rumah mereka secara bergotong royong. Kalau hanya mengharapkan bantuan ini tidak akan cukup merehab rumah. Apalagi kalau kondisi rumah rusak berat tentu butuh banyak biaya,” ungkapnya.
Reporter: Fajar Eko Nugroho
Editor: Irsyam Faiz