7 Anggota Keluarga di Brebes Tinggal di Gubuk Terpal

Konten Media Partner
12 Mei 2018 16:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
7 Anggota Keluarga di Brebes Tinggal di Gubuk Terpal
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Gubuk terpal yang dihuni oleh 1 keluarga di Paguyangan, Brebes. (Foto: Dani)
ADVERTISEMENT
BREBES - Nasib memperihatinkan menimpa Shaleh (43) dan keluarganya. Sudah dua minggu, dia bersama tujuh keluarganya harus tinggal di sebuah gubug atau tenda terpal.
Pasalnya, rumah semi permanen milik warga asal Dukuh Tajurmalang, RT 13 RW 05 Desa Winduaji, Kecamatan Paguyangan itu, hampir roboh. Khawatir akan membahayakan keselamatan nyawa keluarganya, Sholeh pun terpaksa harus merasakan, dinginnya angin malam masuk ke tubuhnya.
"Kami terpaksa tinggal di tenda ini karena rumah kami tidak layak untuk ditempati dan (itu) membahayakan keselamatan," beber Shaleh.
Dia menceritakan, awalnya keluarganya masih menempati rumah yang hampir roboh. Namun oleh warga sekitar, yang membahayakan keselamatan para penghuninya, kemudian rumah itu dirobohkan. Alasannya untuk keamanan dan keselamatan para penghuninya.
ADVERTISEMENT
"Dengan kondisi seadanya kami bertujuh sekarang, harus tinggal di gubug ini. Sebagai pengganti rumah kami yang telah roboh," ujar Bapak dari dua anak ini.
Istri Sholeh, Winarti (38) menambahkan, di dalam gubug yang hanya berukuran 3x3 meter itu berisi tujuh orang. Di antaranya dua orang anak, seorang cucu dan ibunya serta neneknya. Alhasil terpaksanya untuk masak dan tidur berada dalam satu tempat.
Dia mengungkapkan, untuk bantuan pemerintah seperti Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) belum juga dapat. "Ya harus gimana lagi? Beginilah kondisi kami yang kekurangan. Sebenarnya kami beberapa kali pernah didata oleh pemerintah desa, katanya buat diajukan untuk bantuan RTLH, tetapi hingga kini belum juga dapat," katanya.
Anggota DPRD Brebes, Achmad Mafrukhi mengatakan, keluarga Shaleh adalah satu dari sekian banyak masyarakat yang belum tersentuh bantuan RTLH program bedah rumah. Padahal menurut pengakuan Shaleh dan istrinya, pernah didata untuk itu namun hingga saat ini belum juga mendapatkan bahkan hingga rumah mereka hampir roboh.
ADVERTISEMENT
"Belum ada sentuhan pemerintah melalui program RTLH, sehingga secara pribadi kami membantu semampunya, agar rumah ini bisa berdiri walaupun hanya semi permanen," kata Mafrukhi.
Reporter: Reza Abineri
Editor: Muhammad Irsyam Faiz