Mudik Dilarang, Pengusaha Bus di Brebes akan Rumahkan Karyawan

Konten Media Partner
1 April 2021 20:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengusaha bus PO Dedy Jaya, Muhadi Setiabudi meminta pemerintah pusat mengevaluasi kebijakan pelarangan mudik Idul Fitri. (fajar eko nugroho/panturapost.com)
zoom-in-whitePerbesar
Pengusaha bus PO Dedy Jaya, Muhadi Setiabudi meminta pemerintah pusat mengevaluasi kebijakan pelarangan mudik Idul Fitri. (fajar eko nugroho/panturapost.com)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
BREBES - Kebijakan pelarangan mudik pada lebaran Idul Fitri bulan Mei 2021 mendatang dari pemerintah pusat mendapat sorotan pengusaha bus di Kabupaten Brebes, Muhadi Setiabudi. Pemilik PO Dedy Jaya tersebut berharap pemerintah mengevaluasi kebijakan tersebut. Bila kebijakan itu tetap diberlakukan, maka perusahaan terpaksa akan merumahkan karyawannya.
ADVERTISEMENT
"Sektor transportasi apapun akan terdampak, baik darat, udara, atau laut. Momen Idul Fitri sudah menjadi kearifan lokal bagi masyarakat untuk bersilaturahmi ke kampung halaman. Tahun lalu pelarangan, kalau tahun ini juga pelarangan mudik, ini cobaan berat bagi kami sebagai pelaku usaha transportasi. Kami minta pemerintah lebih arif menentukan kebijakannya," kata Muhadi Setiabudi, Kamis (1/4/2021).
Selain karyawan di sektor transportasi, dampak pelarangan mudik lebaran juga akan dialami oleh pelaku UMKM ataupun IKM di wilayah Kabupaten Brebes khususnya.
"Saya sendiri seluruh karyawan dalam pengelolaan bus ada sekitar 2 ribu orang. Kalau tetap dilarang mudik, 80 persen mereka akan terdampak secara ekonomi karena tak bekerja. Karena, armada yang kita operasikan hanya 20 persen saja. Kondisi pasti sepi seperti lebaran tahun lalu," tutur dia.
ADVERTISEMENT
Segala upaya pun telah ia lakukan agar pemerintah pusat mengevaluasi kebijakan pelarangan mudik. Ia pun sudah berkoordinasi dengan Oraganisasi Angkutan Darat (Organda).
"Saya hanya bisa pasrah dan mengikuti aturan pemerintah, dan terpaksa kalau tetap dilarang mudik, kita rumahkan sebagian besar karyawan. Karena pemasukan tidak cukup untuk operasional perusahaan," beber dia.
Jika diperbolehkan mudik, Muhadi menyatakan terus memperketat protokol kesehatan dalam standar operasionalnya. "Saya siap memperketat protokol kesahatan, jika penumpang harus rapid test maka kami akan menerapkan peraturan tersebut sebelum penumpang melakukan perjalanan," jelasnya.
Pria yang juga tokoh agama ini pun mengajak kepada seluruh masyarakat dari latar belakang apapun agar bersama-sama berdoa agar pandemi Corona cepat berlalu. "Semua ajaran agama apapun, mari kita panjatkan doa bersama mengharap ridho sang pencipta agar pandemi segera berlalu. Sehingga pemulihan kondisi semakin membaik dalam waktu dekat," pungkasnya. (*)
ADVERTISEMENT