Nenek Kalimah di Usia 92 Tahun Masih Aktif Membatik dengan Motif Khas Tegal

Konten Media Partner
7 Oktober 2020 14:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Wali Kota Tegal Jumadi melihat Mbah Kalimah membatik.
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Wali Kota Tegal Jumadi melihat Mbah Kalimah membatik.
ADVERTISEMENT
SETIAP peringatan Hari Batik Nasional, yang jatuh setiap 2 Oktober, nama Mbah Kalimah banyak disebut orang. Dikunjungi para pencinta batik, hingga para pejabat. Sebagai sesepuh, Mbah Kalimah seperti menjadi ikon batik di Kota Tegal. Siapa Mbah Kalimah?
ADVERTISEMENT
Nama Mbah Kalimah (92), tak asing bagi para pencinta batik di Kota Tegal, Jawa Tengah. Warga Kelurahan, Kalinyamat Wetan, Kecamatan Tegal Selatan ini dikenal sebagai perajin batik yang aktif selama puluhan tahun.
Kalimah mengatakan, dirinya aktif membatik sejak berusia 25 tahun. Sudah 67 tahun, ia tuangkan karyanya untuk membuat batik dengan motif khas Tegal.
"Saben dina mbatik (setiap hari membatik)," ujar Mbah Kamilah, saat menerima kunjungan Wakil Wali Kota Muhamad Jumadi di kediamannya, Rabu (7/10/2020).
Meski sambil diajak berbicara, rupanya tak mengganggu konsentrasi Mbah Kalimah dalam bekerja. Nampak tangannya begitu luwes membubuhkan malam atau lilin untuk membatik pada kain yang dipegangnya.
Mbah Kalimah mengaku, meski di tengah pandemi, aktivitas membatiknya tak pernah henti. Ia menyatakan, aktivitas sebagai perajin batik, sangat menyenangkan.
ADVERTISEMENT
Wakil Wali Kota Jumadi mengatakan, kedatangannya untuk melihat Mbah Kalimah yang diusia senja masih produktif. Diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk tetap berkarya di tengah pandemi.
"Beliau masih tetap produktif membuat batik, pakai tangan tanpa dipola. Polanya langsung apa yang ada dalam pikirannya. Artinya ingatan beliau, dan cara kerja masih seperti saat masih muda," kata Jumadi.
"Mbah Kalimah membatik itu menggunakan hati, tidak hanya fikiran saja, ungkapan hati beliau dituliskan dalam batik ini. Harga satu kain batik ini Rp 400 ribu. Dalam 2 bulan menghasilkan 3 kain batik," sambungnya.
Jumadi menceritakan, banyak hal yang disampaikan Mbah Kalimah kepada dirinya tentang bagaimana menjalani hidup dan kehidupan. Yang terpenting adalah jujur, tetap bersih dalam menjalankan semua pekerjaan menggunakan hati bukan semata-mata bekerja. Bekerja dengan mencintai pekerjaannya, menggunakan hatinya agar niat ikhlas. Disamping jujur, juga sederhana dalam menjalani kehidupan.
ADVERTISEMENT
"Pak Jumadi, yang penting tetap sehat, tentu saja dengan mensyukuri nikmat. Dalam kejujuran kesederhanaan, mensyukuri nikmat," pungkas Jumadi menirukan ucapan Mbah Kalimah. (*)