Pandemi COVID-19, Volume Sampah di TPA Penujah Kabupaten Tegal Meningkat

Konten Media Partner
11 April 2020 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Truk pengangkut sampah di TPA Penujah, Kabupaten Tegal. (Foto: Bentar)
zoom-in-whitePerbesar
Truk pengangkut sampah di TPA Penujah, Kabupaten Tegal. (Foto: Bentar)
ADVERTISEMENT
TEGAL - Di tengah wabah virus corona atau covid-19, volume sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Penujah, Kabupaten Tegal di justru meningkat. Informasi itu disampaikan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tegal.
ADVERTISEMENT
"Dampak pandemik covid-19 ini, untuk sampah justru volumenya semakin meningkat. Sebab, banyak orang mengikuti saran pemerintah untuk di rumah saja ditambah adanya arus mudik. Karyawan kami yang terdiri dari penyapu jalan, penggerobak, penjaga TPS-TPA, sopir dan petugas bongkar muat (BM) terus bekerja termasuk hari Minggu," terang Kabid Penanganan Sampah dan Limbah B3 DLH Kabupaten Tegal, Tri Susanto, kepada PanturaPost, Sabtu (11/4/2020).
Menurutnya, jumlah sampah dari Kabupaten Tegal menuju TPA Penujah, Kecamatan Kedungbanteng, naik sejak penerapan work from home (WFH) atau bekerja dari rumah dan belajar di rumah diberlakukan. Tri Susanto mengatakan untuk menghindari kerumunan, banyak orang membeli makanan dengan cara dibungkus dan dimakan di rumah. Sehingga produksi sampah bertambah.
ADVERTISEMENT
"Sampah yang dibuang di TPA Penujah dalam sepekan terakhir ini mencapai 108-112 ton. Jumlah itu mengalami peningkatan dibandingkan hari-hari biasa yang berkisar 80-90 ton," jelasnya.
Kendati demikian, sampah di daerah wisata mengalami penurunan. Sebab, pemerintah setempat telah meliburkan aktivitas lokasi wisata sejak 3 pekan terakhir ini.  Di antaranya seperti wisata pemandian air panas Guci, Purwahamba, Waduk Cacaba, dan sebagainya.
Tri Susanto mengimbau kepada masyarakat untuk tidak sembarangan saat membuang sampah rumah tangga. Misalnya ketika membuang bekas masker sekali pakai agar dipotong-potong dalu. Kemudian ditempatkan pada tas plastik tersendiri agar petugas dapat memisahkan sebagai sampah limbah B3, dimana perlakuannya berbeda.
"Kalau bisa dipotong-potong berguna agar tidak dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Bisanya untuk dijual kembali dimana harga masker saat ini semakin mahal dan keberadaannya sulit untuk didapat," pungkasnya. (*)
ADVERTISEMENT