Panen, Tuwel Terus Didorong Jadi Sentra Bawang Putih Nasional

Konten Media Partner
2 September 2019 22:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Panen, Tuwel Terus Didorong Jadi Sentra Bawang Putih Nasional
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
TEGAL - Memasuki bulan September 2019, meski musim kemarau, petani di kaki Gunung Slamet Kabupaten menikmati masa panen bawang putih. Terlihat raut wajah bahagia menyelimuti para petani, khususnya petani bawang putih di Desa Tuwel Kecamatan Bojong, pada acara panen Minggu (1/ 9/2019 ) siang.
ADVERTISEMENT
Di sela acara panen, Mafur, petani muda yang sempat belajar pertanian di Malaysia menuturkan kepada panturapost.com, selama kurun waktu 25 tahun petani bawang putih di Desa Tuwel mengalami masa kelam. Dan, tidak lagi menanam bawang putih akibat kebijakan impor masuk di Indonesia, sehingga mengakibatkan varietas bawang putih lokal anjlok.
Pada tahun 2015, lanjutnya, Bank Indonesia (BI) melakukan pengembangan dan mendorong petani untuk kembali menanam bawang putih. Dan pada tahun 2019 ini tanaman bawang putih yang dipanen merupakan generasi kedua. Bawang putih yang dipanen dihasilkan dari bibit varietas lokal Sangga Sembalun dan varietas Great Black Leaf (GBL) dari Taiwan.‎
“Hasil panennya memiliki kualitas yang baik dan akan didormasi selama enam bulan sebelum digunakan sebagai bibit,” tutur dia.
ADVERTISEMENT
“Hasil panen masih digunakan untuk bibit dulu,” tambah dia.
Ke depannya luasan lahan yang ditanami diharapkan bisa terus bertambah. Sehingga bibit yang dihasilkan juga bisa lebih banyak lagi. Selain untuk ditanam di Kabupaten Tegal, bibit dari hasil panen juga disuplai ke sejumlah daerah yang memiliki potensi untuk ditanami bawang putih. Antara lain Temanggung, Jawa Tengah, Lombok, NTB, dan Simalungun, Sumut.
“Kalau lahan ada, bibit ada dan petani semakin banyak yang mau menaman bawang putih, target swasembada tentu bisa tercapai,” cetusnua.
Sementara itu Deputi Gubernur BI, Sugeng di sela panen mengatakan, Bank Indonesia (BI) menaruh perhatian sekali pada bawang putih. Ini usaha yang sangat penting untuk mengurangi impor dengan memproduksi sendiri. Harapan ke depan bisa terbebas dari impor dan kesejahteraan petani juga akan meningkat.
ADVERTISEMENT
Bawang putih memang bukan merupakan komoditas penyumbang inflasi tertinggi. Namun produksinya yang belum memenuhi kebutuhan nasional berpotensi menaikan inflasi. Inflasi bawang putih memang kecil, tapi kalau terjadi kelangkaan bisa menaikan inflasi sangat tinggi‎.
“Makanya kita akan memberikan support terus,” kata dia.
Diharapkan Desa Tuwel menjadi sentra bibit bawang putih nasional dan target swasebada bawang putih tahun 2021 tercapai. “Kami juga tidak berhenti di panen, tapi mengembangkan sektor hilirnya juga seperti pengolahan,” ujar Sugeng.
Di tempat yang sama Bupati Tegal Umi Azizah mengatakan sangat bahagia dapat melihat para petani bawang putih bangkit dari keterpurukan. Karena selama kurun waktu 25 tahun petani bawang putih di Desa Tuwel mengalami masa kelam dan sekarang sudah bangkit lagi.
ADVERTISEMENT
“Semua ini berkat bantuan Bank Indonesia. Awalnya ketika tahun 2014 BI datang ke Desa Tuwel dengan maksud ingin menanam bawang putih, saya tolak mentah-mentah. Karena menurut saya, menanam bawang putih sama halnya menghantarkan petani ke kondisi yang semakin susah. Namun, berkat tekad dan kerja keras serta menggandeng salah satu professor dari IPB, Bank Indonesia mampu meyakinkan kami dan para petani untuk menanam kembali bawang putih,” ujar dia.
Umi mengungkapkan, salah satu petani bawang putih adalah Muhammad Ali Yusni. Meski belum lama menekuni bidang pertanian, saat ini Ali mampu menghasilkan panen Rp 45 juta hanya bermodal uang sebesar Rp 9 juta. Hasil panen Ali bersama petani Tuwel lainnya, tak terlepas dari kerjasama Bank Indonesia dengan Pemerintah Kabupaten Tegal yang ingin membangkitkan kembali masa kejayaan sentra penghasil bawang putih di Kabupaten Tegal.
ADVERTISEMENT
“Dari tanah 3500 meter persegi, saya mampu panen 5,2 ton bawang putih. Alhamdulillah menanam bawang putih ini sangat menghasilkan karena uang 45 juta bagi saya sangatlah besar. Varietas bawang putih yang ditanam adalah jenis Sembalun dengan masa panen sekitar 110 hari dari mulai proses tanam. Dengan modal Rp. 9 juta,” ungkap Yusni saat ditanya Umi Azizah di saat acara tersebut.
Petani di Desa Tuwel saat ini sudah mau kembali menanam bawang putih yang pernah mencapai kejayaan pada tahun 80 hingga 90-an. Mereka juga senang karena hasilnya menguntungkan. “Saya berharap BI bisa terus melakukan pendampingan ke petani bawang putih di Desa Tuwel sampai mereka bisa mengembangkan sendiri,” harap Bupati. (*)
Reporter : Bentar
ADVERTISEMENT
Editor : Muhammad Abduh