Pasar Sawah, Wisata Kuliner Tradisional Baru di Kabupaten Tegal

Konten Media Partner
6 Februari 2019 19:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Pasar Sawah di Desa Luwijawa, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal. (Foto: Bentar)
TEGAL - Kawasan wisata di Kabupaten Tegal akan bertambah satu lagi. Destinasi tersebut adalah Pasar Sawah di Desa Luwijawa, Kecamatan Jatinegara. Pada Minggu 10 Februari 2019 mendatang, pasar yang menjajakan kuliner tradisional ini mulai beroperasi.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, pasar ini lebih mirip seperti Pasar Slumpring di Desa Cempaka, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal. Beberapa kemiripan Pasar Sawah dengan Pasar Slumpring di antaranya terletak di alam terbuka, mengusung konsep tradisional, hingga alat pembayarannya menggunakan koin (bukan uang).
Panturapost.id sempat melihat langsung lokasi wisata tersebut Minggu, 3 Januari 2019 lalu. Saat itu, warga Desa Luwijawa sedang menggelar acara Nglalari Sawah. Nglalari bisa diartikan sebagai tilik atau mengecek. Jadi semacam ujicoba sebelum Pasar Sawah benar-benar beroperasi.
Hiburan di tengah Pasar Sawah di Desa Luwijawa, Kecamatan Jatinegara, Tegal.
Lokasi Pasar Sawah ini terletak di areal persawahan dengan latar belakang alam desa yang asri. Ini bakal menjadi buruan bagi yang gemar swafoto. Tempat ini juga cocok bagi wisatawan yang hanya ingin sekadar melepas penat dan ingin refreshing.
ADVERTISEMENT
Kholikin Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Luwijawa, mengatakan tercetusnya ide Pasar Sawah ini berawal saat desa tersebut dikukuhkan sebagai tempat wisata oleh Pemkab Tegal. Berbagai even untuk menarik wisatawan digelar. Salah satunya yakni Festival Sintren Luwijawa pada akhir 2018 lalu. Acara itu berhasil mendatangkan banyak wisatawan dari berbagai daerah.
Saat itu, warga tertantang untuk mewujudkan Pasar Sawah dengan menyajikan jajanan tradisional seperti di Pasar Slumpring. Yakni dengan yang pengemasan makanan yang tanpa plastik dan pedagang dengan berbusana khas Jawa. Bahkan untuk transaksi jual beli dengan menggunakan koin yang terbuat dari kayu.
Pasar Sawah di Desa Luwijawa, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal. (Foto: Bentar)
“Kenapa konsepnya bisa menjadi nama Pasar Sawah? karena secara kebetulan acara Festival Sintren bertempat di areal persawahan yang berbentuk terasering,” kata Kholikin.
ADVERTISEMENT
Rencananya, Pasar Sawah di Luwijawa akan menyajikan makanan tradisional yang jarang ditemukan di kota-kota. Di antaranya nasi bumbung bakar, nasi jagung, nasi ponggol, pasung, urab, cetil, klepon, jalabia, ondol-ondol, aron-aron, ketela rebus, uwi godog, kacang godog, lemang, gethuk goreng, dan masih banyak lainya. “Dalam transaksi pembelian makanan yang ada di pasar sawah memakai uang kayu berbentuk bulat. Dalam satu uang kayu ditukar dengan harga Rp 2.500,” kata dia.
Penukaran koin dari kayu untuk transaksi di Pasar Sawah.
Menurut dia, masyarakat desa luwijawa berprofesi sebagai petani. Tapi sekarang mayoritas banyak yang merantau ke kota besar. Karena itu, dengan adanya Pasar Sawah ini, disamping bisa meningkatkan perekonomian masyarakat, juga menarik pemuda untuk pulang kampung.
Rencananya, Pasar Sawah ini akan melibatkan 25 warga untuk menjadi pedagang di sana. “Pasar Sawah ini menempati lahan milik warga. Nanti ada gubug-gubug yang juga dibuat sendri oleh warga dan akan berdagang.” Topurihatun, Sekretaris Desa Luwijawa, menjelaskan selain menawarkan pemandangan alam dan makanan tradisional khas Tegal, di Pasar Sawah ini akan menampilkan berbagai macam kesenian tradisional. “Ini swadaya masyarakat desa. Warga juga sukarela sawah mereka ditempati. Insya Allah jika Pasar Sawah berkembang akan diterapkan sistem bagi hasil. Pengelolanya dari pemuda hingga orang tua,” katanya Reporter: Bentar Editor: Irsyam Faiz
ADVERTISEMENT