Pedagang di Tegal Mengaku Keberadaan Minyak Curah Lebih Menguntungkan

Konten Media Partner
8 Oktober 2019 20:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang di Tegal Mengaku Keberadaan Minyak Curah Lebih Menguntungkan
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
TEGAL - Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan melarang peredaran minyak curah mulai 1 Januari 2020 karena dianggap tidak sehat dan higienis. Menanggapi rencana tersebut, para pedagang gorengan di desa-desa menyatakan keberatannya.
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah Dody Avian (42), pedagang gorengan yang biasa berjualan di wilayah pasar Banjaranyar dan jalan Raya Balapulang Kecamatan Balapulang Kabupaten Tegal.
"Kalau emang mau dihilangkan abot (berat) mas. Tapi gimana lagi pedagang itu mengikuti peraturan aja," ujar Dody pada panturapost.com saat sedang menggoreng tahu aci di tempat jualannya.
Sebagai pedagang, ia merasa keberadaan minyak goreng curah lebih menguntungkan. Maklum, jika dibandingkan dengan minyak goreng kemasan, harga minyak goreng curah cenderung lebih murah. Harga murah tersebut membuat Dody mampu menekan ongkos produksi gorengannya sehingga keuntungan dagang yang ia dapat lebih banyak dan bisa membayar karyawan. Namun bila pemerintah melarang peredaran minyak goreng curah, mau tidak mau, harus menggunakan minyak goreng kemasan
ADVERTISEMENT
"Kalau minyak curah jadi dilarang, saya sebagai pedagang ikut aja peraturan. Yah paling kalau nggak dinaikkan harga gorengannya, saya maen dengan mengurangi aci tahu diperkecil, atau tempe diperkecil. Tapi kualitas gorengan saya akan saya pertahankan, biar para pembeli tidak kaget. Yah sebisa-bisanya pedagang, biar pelanggan ngga kabur atau beralih ke yang lain,” tutur dia.
Dody memakai minyak curah atau kiloan itu perhari sampe 14 kilo untuk kebutuhan dua pangkalan gorengan. “Saya beli satu kilonya Rp 10.000. Dibanding harga minyak kemasan itu beda jauh.”
Terkait kesehatan, menurutnya tidak ada keluhan dari pelanggan selama ia menggunakan minyak curah dan berjualan gorengan. “Selama ini tidak ada keluhan dari pelanggan," ucap pria yang sudah 6 tahun lebih berjualan gorengan tersebut.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, beberapa pedagang belum mengetahui rencana peraturan pemerintah tersebut. Saat mereka mengetahui informasi terkait larangan minyak curah, reaksi para pedagang gorengan mayoritas sama; menolak. Dan berharap pemerintah membatalkan rencana larangan tersebut.
"Saya gak tahu (infonya). Tapi kalau itu benar, bakal kacau. Itu pasti. Mudah-mudahan dibatalin," ucap Slamet, salah seorang pedagang gorengan lainnya. (*)
Reporter : Bentar
Editor : Muhammad Abduh