Peduli Siswa di Saat Pandemi Corona, Pemuda Tegal Dirikan Taman Bacaan

Konten Media Partner
26 Oktober 2020 22:54 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pos ronda di desa Sumingkir, Kedungbanteng, .Kabupaten Tegal dijadikan taman bacaan.
zoom-in-whitePerbesar
Pos ronda di desa Sumingkir, Kedungbanteng, .Kabupaten Tegal dijadikan taman bacaan.
ADVERTISEMENT
TEGAL - Sejumlah pemuda di Desa Sumingkir, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal mendirikan taman siswa dengan memanfaatkan pos ronda yang ada di desa tersebut. Tidak hanya sekadar baca buku, taman baca tersebut juga digunakan untuk kegiatan belajar mengajar (KBM) bagi siswa yang belajar secara daring atau online akibat pandemi Corona atau COVID-19.
ADVERTISEMENT
Salah seorang relawan pendidikan Desa Sumingkir, Kecamatan Kedung banteng, Abdul Lutfi, Senin (26/10) mengatakan, saat ini, sudah ada 3 lokasi taman bacaan. Yakni, di RT 01 RW 01, RT 06 RW 03 dan RT 18 RW 09.
"Taman baca ini didirikan sejak enam bulan lalu. Kami juga rencananya akan menambah enam lagi. Kami telah menfasilitasi sejumlah buku pelajaran, peralatan menulis dan menggambar," katanya.
Tidak tanggung-tanggung, untuk mendirikan taman bacaan itu, para relawan pendidikan ini juga membentuk sebuah yayasan yang diberi nama Yayasan Tunas Jaya Abadi. Lutfi juga mengaku bahwa untuk mendirikan taman bacaan dan yayasan itu, tidak mudah. Sebab, selain membutuhkan waktu yang lama, juga membutuhkan biaya yang besar.
ADVERTISEMENT
"Ya kebetulan ada seorang donator di desa ini. Dia cukup banyak membantu hingga taman baca dan yayasan ini berdiri. Prinsipnya, kita yang mengelola, mengumpulkan anak-anak dan memberikan mata pelajaran sesuai pendidikan mereka. Misal, siswa SD, kita berikan materi tentang pelajaran SD," ungkapnya.
Saat ini, di taman baca tersebut sudah puluhan siswa yang mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM). Untuk KBM sendiri dijadwal setiap Senin, Rabu, Jumat dan Sabtu. Setiap kelompok, dibagi menjadi dua dan masing-masing kelompok berjumlah 10 hingga 15 siswa. Kelompok pertama khusus untuk siswa SD kelas 1, 2 dan 3. Dimulai pada pukul 15.00 hingga 16.00. Sedangkan kelompok kedua, untuk siswa kelas 4, 5 dan 6. KBM dimulai pada pukul 16.00 hingga 17.00.
ADVERTISEMENT
Setiap melaksanakan KBM, para siswa dan guru atau relawan pendidikan, wajib memakai masker dan duduknya berjarak. Setelah mengikuti KBM, mereka juga harus mencuci tangannya pakai sabun. "Untuk mencegah adanya penyebaran dan penularan COVID-19, kita menerapkan protokol kesehatan secara ketat," ujarnya.
Berdirinya taman baca tersebut, merupakan bentuk kepedulian para pemuda di Desa Sumingkir, karena prihatin terhadap anak-anak yang saat ini sedang mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ). Namun pada kenyataannya, para siswa bukannya belajar dengan sistem daring atau online, tapi justru cenderung bermain game di handphone. Akhirnya, mereka pun kemudian berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat untuk mendirikan taman bacaan. Para siswa yang mengikuti KBM di tempat tersebut, tidak dipungut biaya.
ADVERTISEMENT
"Untuk taman baca ini kita tidak menarik biaya. Semuanya gratis. Kita justru memfasilitasi peralatan sekolahnya. Jumlah relawan pendidikan yang kami libatkan sebanyak sembilan orang," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Sumingkir, Khasan Ali, mendukung kegiatan yang sudah dilakukan para pemuda di desanya. Ia mengapresiasi karena mereka berhasil mendirikan yayasan. Bahkan, yayasan itu juga nantinya akan memberikan beasiswa kepada anak-anak yang putus sekolah. Bagi siswa yang berprestasi juga akan mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
"Ya saya sangat mendukung karena ini kegiatan yang bagus. Saya sangat mengapresiasi. Semoga yayasan ini berhasil sukses dan bisa menciptakan pelajar yang berprestasi, berkarakter dan inovatif," tuturnya. (*)