Dana Desa Didorong untuk Membiayai Pendidikan Anak Kurang Mampu

Konten Media Partner
9 Mei 2018 13:32 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi menghitung mata uang Rupiah. (Foto: AFP/Bay Ismoyo)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menghitung mata uang Rupiah. (Foto: AFP/Bay Ismoyo)
ADVERTISEMENT
BREBES - Banyaknya anggaran Dana Desa (Dandes), disoroti oleh Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDT). Menurut mereka, pemanfaatan dana desa tidak hanya untuk pembangunan fisik, tapi untuk pembangunan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), terutama pendidikan.
ADVERTISEMENT
"Dana desa kan banyak tuh, kalau infrastruktur di desa sudah baik, jangan digunakan terus untuk pembangunan fisik. Jalannya sudah diaspal, nanti karena bingung dananya buat apa diganti keramik, bukan begitu," kata Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal Kemendes PDT, Samsul Widodo, saat peninjauan Gerakan Kembali Bersekolah di Desa Wanatirta, Kecamatan Paguyangan, Brebes, Selasa, 8 Mei 2018.
Samsul mengungkapkan, selama ini penggunaan dandes, lebih banyak digunakan untuk pembangunan fisik atau infrastruktur. Padahal, kata dia, pengembangan SDM tersebut, sejalan dengan keinginan Presiden Joko Widodo.
Ia berpandangan, kepala desa tidak perlu khawatir saat menyusun laporan pertanggungjawaban Dandes. Menurutnya, selama ini kepala desa lebih mudah membuat laporan pertanggungjawaban penggunaan yang berupa fisik.
Meski, pembangunan nonfisik juga mudah untuk membuat laporan pertanggungjawaban. Termasuk pemanfaatan dandes, untuk pendidikan terutama membiayai anak putus sekolah.
ADVERTISEMENT
"Saya pikir banyak yang salah persepsi soal penggunaannya. Dana Desa digunakan untuk membiayai anak putus sekolah, toh itu bisa dilaporkan hasilnya. Riilnya ada yakni anak tersebut sudah melanjutkan sekolah. Jadi jangan khawatir," ujarnya.
Dia mengingatkan, faktor pendidikan merupakan hal penting, agar masyarakat keluar dari garis kemiskinan. Oleh karenanya, Gerakan Kembali Bersekolah (GKB) yang ada di Brebes, merupakan pertama dan menjadi percontohan atau pilot project untuk selanjutnya diaplikasikan di daerah lain. "Kami akan melakukan hal serupa di daerah lain," terangnya.
Sementara, Kepala Desa Wanatirta, Achmad Sunu, menyatakan desanya mendukung penuh program GKB. "Kami menganggarkan Dana Desa sebesar Rp 60 juta untuk membantu dan membiayai anak yang putus sekolah. Saat ini, sudah ada sembilan anak kembali ke sekolah yang awalnya putus sekolah," tandas dia.
ADVERTISEMENT
Reporter: Reza Abineri Editor: Muhammad Irsyam Faiz