Pembagian Bantuan di Kecamatan Salem, Brebes, Diduga Tak Tepat Sasaran

Konten Media Partner
2 Mei 2020 23:02 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu rumah mewah yang dicap 'Keluarga Miskin' di Desa Ciputih, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes. (Foto: Igong)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu rumah mewah yang dicap 'Keluarga Miskin' di Desa Ciputih, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes. (Foto: Igong)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
BREBES - Sejumlah rumah mewah di Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes dicap 'Keluarga Miskin'. Penghuni rumah tersebut setiap bulan mendapatkan bantuan karena tercatat sebagai penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH). Publik pun geram karena menilai penyaluran bantuan untuk keluarga miskin selama ini ternyata salah sasaran. 
ADVERTISEMENT
Informasi yang diterima PanturaPost, foto tersebut diketahui berlolasi di Desa Ciputih, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes. Kepala desa setempat, Slamet Becco, membenarkan informasi itu. Dia pun mengaku baru mengetahuinya setelah ada pelabelan keluarga miskin dengan pilok pada Rabu (29/4/2020).
Salah satu rumah mewah yang dicap label 'Keluarga Miskin' yakni milik Surya. Dia mengaku tidak mengetahui kenapa keluarganya masuk menjadi penerima manfaat PKH. 
"Saya ga tau didata atau tidak karena saya di perantauan. Mungkin awalnya sebelum rumah begini ya mungkin sudah didata. Kalau rumah ini kan baru 2-3 tahun yang lalu," Jumat (1/5/2020).
Usai rumahnya dicap 'Keluarga Miskin' dia pun akhirnya memilih mundur. "Pemasangan cap ini kan saya juga tidak tahu. Kalau tahu mungkin saya pertimbangkan pantes atau tidaknya. Tapi setelah ini saya mundur," kata Surya.
Salah satu rumah mewah yang dicap 'Keluarga Miskin' di Desa Ciputih, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes. (Foto: Igong)
Menurut Slamet, data penerima manfaat PKH di desanya sudah bertahun-tahun tak diperbaharui. Terakhir, ada pemutakhiran data penerima PKH pada 2010 oleh petugas pendamping dari Kecamatan Salem.  
ADVERTISEMENT
"Pendataan ini sudah mulai 2008, kami juga menerima data udah mateng dari pusat. Pada 2010 ada pendamping PKH 2 orang Kecamatan Salem pemutahiran data di Desa Ciputih. Namun waktu itu data yang turun masih layak menerima. Rata-rata layak menerima PKH," kata dia.
Setelah 10 tahun berlalu, data tersebut tidak diperbaharui. Bahkan, ketika sejumlah warga ekonominya meningkat, mereka masih jadi penerima manfaat PKH. "Salah satunya Pak Surya itu. Dia pun akhirnya mundur," ungkapnya.
Menurut Slamet, selain Surya, saat itu ada 30 keluarga di desanya yang akhirnya mengundurkan diri dari keluarga penerima manfaat PKH. "Dari total 300 keluarga penerima, ada 30 orang yang mundur. Itu semua atas kesadaran dan sukarela," katanya.
Salah satu rumah mewah yang dicap 'Keluarga Miskin' di Desa Ciputih, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes. (Foto: Igong)
Salah satu warga yang mengundurkan diri PKH lainnya adalah Fika. Dia yang berprofesi sebagai perangkat desa setempat itu mundur karena masih banyak warga tak mampu yang lebih membutuhkan. 
ADVERTISEMENT
"Saya mengundurkan atas kesadaran sendiri. Saya memang pekerjaannya perangkat desa. Tapi waktu mendapatkan PKH belum jadi perangkat," katanya.
Lain lagi yang dialami oleh Rina Indriati. Warga yang tergolong miskin di Desa Ciputih ini mengaku belum pernah menerima manfaat PKH dan bantuan lainnya. Dia mengaku beberapa kali didata oleh petugas, tapi bantuan tak kunjung datang. "Kapan ya waktu itu diminta KK sama petugas. Tapi engga tahu buat apa," katanya.
Sebelumnya, sekitar 250 rumah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Kecamatan Salem Kabupaten Brebes dilabelisasi sebagai warga miskin, Rabu (29/4/2020). Ratusan rumah tersebut berasal dari tiga desa yakni Desa Ciputih, Capar, dan Ganggawang.
Mereka yang dilabelisasi merupakan masyarakat penerima bantuan PKH (Program Keluarga Harapan) dan BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai). Labelisasi dilakukan oleh pihak desa, Babinsa dan Bhabinkamtibmas. (Igong)
ADVERTISEMENT
****
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!