Pemkab Tegal Tutup Sementara Warung Lesehan Bu Anny yang Viral

Konten Media Partner
1 Juni 2019 15:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas Pemkab Tegal mendatangi rumah kontrakan Mutiani pemilik warung lesehan Lamongan, di Slawi, Jumat malam (31/5).
zoom-in-whitePerbesar
Petugas Pemkab Tegal mendatangi rumah kontrakan Mutiani pemilik warung lesehan Lamongan, di Slawi, Jumat malam (31/5).
ADVERTISEMENT
SLAWI – Kepala Dinas Perdagangan Koperasi, dan UKM Kabupaten Tegal Suspriyanti mengatakan warung lesehan seafood Lamongan Bu Anny ditutup sementara. Sebelumnya, warung milik Mutiani itu viral di media sosial dan media online karena menjual makanan di luar harga yang wajar.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut terungkap saat Suspriyanti bersama sejumlah jajaran Muspika Kecamatan Slawi dan Satpol PP Kabupaten Tegal datangi rumah kontrakan Mutiani, Jum’at (31/5) malam.
“Untuk minimalisir dampak, mencegah berulangnya kembali kasus tersebut serta memberikan perlindungan kepada konsumen, kami tutup sementara warung ini sembari menunggu proses penanganan pengaduan konsumen oleh Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Kabupaten Tegal dalam waktu dekat ini,” katanya.
Kasus ketok harga ini juga mendapat perhatian serius Bupati Tegal Umi Azizah. Selain membuat resah banyak pihak dan memperburuk citra wilayahnya, tindakan pemilik warung tersebut juga dianggap merugikan banyak konsumen, termasuk pedagang kaki lima lain di sekitarnya.
Terlebih, menurut Umi, ini sudah yang kedua kalinya, karena di tahun 2018, pihaknya sudah memberikan pembinaan dan peringatan keras kepada Mutiani agar mencantumkan harga pada daftar menunya.
ADVERTISEMENT
“Dulu juga sudah mencuat kasus bu Anny ini dan viral di media sosial, meski tidak sampai menjadi pembahasan di media nasional seperti sekarang ini,” kata Umi.
Di rumah kontrakannya, Mutiani menyampaikan jika harga yang dipatok ke konsumennya dinilai wajar karena bahan seafood yang dimasaknya berkualitas super. Namun, setelah disandingkan dengan harga yang sudah diperbaharuinya, Mutiani mengaku harga sebelumnya lebih mahal dan cenderung tidak wajar.
Kini, Mutiani mengaku salah. Hal itu setelah dia bersedia menandatangani surat pernyataan karena tidak mencantumkan harga di daftar menu sebagaimana yang diminta dinas terkait sebelumnya. (Hari/Inspire Slawi)
Editor: Irsyam Faiz