Petani Brebes Curhat ke Sandiaga: Tanam Bawang, Tumbuh Hutang

Konten Media Partner
11 Februari 2019 17:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sandiaga Uno saat dialog dengan petani bawang merah di lapangan Desa Krasak Brebes. (foto: Fajar Eko Nugroho)
zoom-in-whitePerbesar
Sandiaga Uno saat dialog dengan petani bawang merah di lapangan Desa Krasak Brebes. (foto: Fajar Eko Nugroho)
ADVERTISEMENT
BREBES - Sejumlah petani bawang merah di Kabupaten Brebes mengeluhkan terus anjloknya harga bawang merah saat musim panen raya kali ini. Bahkan mereka mengaku, menanam bawang merah di Brebes saat ini bukan untung yang diperoleh, tetapi tumbuhnya justru hutang.
ADVERTISEMENT
Hal itu terjadi lantaran anjloknya harga bawang, modal tanam dari pinjaman bank tidak dapat dibayar petani karena panennya rugi, dan justru beban hutang semakin menumpuk.
Keluhan para petani bawang merah itu disampaikan saat berdialog langsung dengan Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 2, Sadiaga S Uno, di lapangan Desa Krasak, Kecamatan/ Kabupaten Brebes, Senin 11 Februari 2019. Sebelum bertemu para petani bawang merah, dalam lawatannya di Brebes itu, Sadiaga S Uno melakukan senam bersama dengan para emak-emak, di kompleks GOR Brebes.
Subkhan (42), petani bawang merah asal Desa Tegalglagah, Kecamatan Bulakamba, bahkan sempat menangis saat mengutarakan keluhannya kepada mantan Wakil Gubernur DKI tersebut. Dirinya mengaku, akibat harga bawang anjlok, modal tanam dari pinjaman bank tidak bisa ditutup karena panennya rugi besar. Padahal pinjaman itu diajukan dengan agunan rumah milik orang tuanya, dan kini terancam disita bank.
ADVERTISEMENT
"Hutang saya untuk modal tanam di bank Rp 15 juta dengan borek (jaminan) rumah orang tua. Akibat harga bawang saat ini anjlok, hutang ini belum bisa saya lunasi karena panen bawangnya rugi. Sekarang tanam bawang di Brebes bukan untuk yang dihasilkan, tapi malah tumbuhnya hutang," kata Subkhan.
Menurut dia, sudah 4 tahun bercocok tanam bawang merah, hasilnya terus rugi. Untuk itu, ia meminta segera ada pembenahan tata niaga bawang merah untuk mengangkat harkat martabat petani bawang. Ia juga menolak langkah pemerintah dengan adanya pemerataan sentra-sentra bawang merah di Indonesia. Pasalnya, saat ini, di Kalimantan, Sulawesi dan daerah di luar jawa lainnya menanam bawang. Akibatnya, saat panen raya harga di Brebes jatuh.
Sandiaga Uno saat dialog dengan petani bawang merah di lapangan Desa Krasak Brebes. (foto: Fajar Eko Nugroho)
"Saya dan petani lain di Brebes sangat berharap harga bawang saat ini bisa stabil," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Selain masalah harga bawang yang anjlok, petani juga curhat atas lambannya reaksi pemerintah dalam menyikapi anjloknya harga bawang merah. Padahal, saat ini sudah ada peraturan pemerintah ketika harga bawang jatuh di bawah Rp 15.000/ kg, pemerintah melalui Bulog akan menyerap hasil panen petani, sehingga harga bisa stabil.
Kendati demikian, sampai saat ini belum ada penyerapan dari pemerintah. Tak hanya itu, petani juga mengeluhkan kondisi banjir yang selalu melanda wilayah Brebes saat musim penghujan. Dampaknya, banyak lahan tanaman bawang yang terendam dan petani gagal panen.
"Saat ini harga bawang di petani Rp 6.000/ kg. Ini jelas membuat petani rugi. Sementara peraturan pemerintah yang sudah dibuat terkait bawang merah belum juga dilaksanakan. Dimana, saat harga bawang merah anjlok di bawah Rp 15.000/ kg, pemerintah akan melakukan penyerapan melalui Bulog. Tapi, buktinya hingga saat ini belum ada," kata Aning Wiyono, Ketua Gabungan Kelompok Tani Desa Krasak, Kecamatan Brebes.
ADVERTISEMENT
Dia menambahkan, sebelumnya harga bawang di petani mencapai Rp 25.000 - Rp 20.000/ kg. Namun memasuki panen raya harga terus merosot, hingga saat ini dikisaran Rp 6.000/ kg.
"Kami sangat berharap harga bawang ini distabilkan, minimal di kisaran Rp 15.000/ kg," jelasnya.
Janji Sandiaga
Menanggapi keluhan para petani tersebut, Sandiaga S Uno mengaku, prihatin atas kondisi yang dialami para petani di Brebes. Harga bawang yang saat ini anjlok betul-betul telah menyengsarakan petani. Bahkan, petani bawang di Brebes kini mempunyai istilah, menanam bawang tumbuhnya hutang. Itu karena hasil panen yang didapat tidak bisa menutup biaya tanam.
"Untuk itu, pemerintah tentu harus hadir mengatasi masalah petani tersebut," ucap Sandiaga Uno.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, jika pihaknya mendapat kepercayaan rakyat dalam lima tahun ke depan, berjanji akan menetapkan institusi yang bisa menentukan harga terendah dan tertinggi. Kemudian hasil panen bawang petani akan dibeli pemerintah.
Di sisi lain, bawang yang dibeli itu akan diolah menjadi produk olahan berskala besar, sehingga selain dapat menstabilkan harga, juga bisa menyerap lapangan pekerjaan.
"Ini akan menjadi fokus kami. Sedangkan masalah banjir yang menjadi keluhan petani, ini berarti ada pembangunan invastruktur yang belum direncanakan dan dieksekusi. Ini juga akan menjadi fokus kami dalam penanganan dari hasil dialog dengan petani bawang di Brebes," pungkasnya. (*)
Reporter : Fajar Eko Nugroho
Editor : Muhammad Abduh
ADVERTISEMENT