news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pria Brebes Ini Dulu Dikeroyok Preman, Gegar Otak, Kini Dipasung Keluarga

Konten Media Partner
19 Agustus 2021 11:04 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nanang Kusnandar (44) (kanan) terpaksa dipasung lantaran sering mengamuk dan menyiksa ibunya, Casniti (67) (kiri).
zoom-in-whitePerbesar
Nanang Kusnandar (44) (kanan) terpaksa dipasung lantaran sering mengamuk dan menyiksa ibunya, Casniti (67) (kiri).
ADVERTISEMENT
BREBES - Nanang Kusnandar (44) orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Brebes terpaksa dipasung lantaran sering mengamuk dan menyiksa ibunya, Casniti (67). Sudah tiga tahun ini, Kusnandar tak bisa bergerak leluasa lantaran kakinya dirantai di tiang rumahnya yang berada di Desa Bulakelor, Kecamatan Ketanggungan.
ADVERTISEMENT
Kusnandar mengalami gangguan jiwa pada tahun 2000 silam. Sudah beberapa tahun ini, dia sering mengamuk jika penyakitnya kambuh.
"Nggih niku mulai mengalami gangguan jiwa itu tahun 2000 setelah dikeroyok preman saat berjualan keliling di Bandung. Sejak itu Kusnandar mengalami gegar otak dan sampai akhirnya gangguan jiwa," kata Casniti, Kamis, 19 Agustus 2021.
Sang ibu terpaksa memasung anaknya karena khawatir akan membahayakan warga sekitar. Kusnandar dipasung menggunakan rantai yang panjangnya 20 centimeter. Sehingga, Kusnandar tak bisa bergerak leluasa.
Meskipun sering disiksa anaknya saat penyakitnya kambuh, namun Casniti tetap merawatnya dengan ikhlas. Di rumah yang tak layak huni, Casniti merawat Kusnandar seorang diri. Kusnandar pun tidur hanya beralaskan tikar di dekat kandang ayam dengan kondisi rumah yang berantakan.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, Kusnandar sempat mondok di pesantren di Garut, Jawa Barat sebelum akhirnya menikah dengan isterinya, Waniah dan dikaruniai satu anak. Namun, kini Kusnandar sudah berpisah dengan istrinya.
Ilustrasi pasung. (Foto: Antara/Syaiful Arif)
Berbagai upaya telah dilakukan Casniti. Namun, karena keterbatasan ekonomi, dia tak bisa melakukan banyak hal kecuali memasung anak bungsunya itu.
"Sudah sering berobat ke dokter ataupun rawat jalan. Tapi kalau obatnya habis ya kambuh dan ngamuk lagi. Kalau berobat juga habis uang banyak," jelasnya.
"Saya nggak tau harus bagaimana, harapan saya pemerintah bisa membantu Kusnandar agar bisa segera sembuh," tambahnya.
Sementara itu, Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Brebes, Johan Asanni, mengakui pemasungan terhadap orang-orang seperti Kusnandar masih terjadi.
ADVERTISEMENT
Dia mengungkapkan, di Kabupaten Brebes ada sekitar 50 orang dengan gangguan jiwa yang dipasung. Cara pemasungannya pun beragam, di antaranya dengan dirantai, dikurung di kamar dan lainnya.
"ODGJ perlu disembuhkan. Kami juga memberikan obat dan perawatan. Untuk obat-obatan mereka bisa mendapatkannya secara gratis," kata Johan.
Ia pun menegaskan, Dinas Kesehatan Brebes sudah melakukan berbagai upaya untuk menangani ODGJ di tiap-tiap desa. Salah satunya kaderisasi masyarakat desa setempat.
Mereka dikader oleh masing-masing puskesmas untuk menjadi kader kesehatan jiwa. Tugas mereka adalah memantau dan mengambilkan obat di puskesmas yang biasanya diantar satu bulan sekali.
"Kami akan dorong agar kader kesehatan jiwa di masing-masing desa untuk bergerak membantu. Sehingga dapat tertangani dengan baik. Misal dalam hal pengambilan obat di puskesmas secara gratis hingga bantuan lainya," pungkasnya. (*)
ADVERTISEMENT