Ratusan Warga Tegal Demo di Kantor Bupati, Protes Pencemaran Limbah

Konten Media Partner
17 Januari 2020 16:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ratusan warg Desa Jatilaba, Kecamatan Margasari, Kabupaten Tegal berunjuk rasa di depan kantor bupati setempat Jumat (17/1). (Foto: Syaifullah)
zoom-in-whitePerbesar
Ratusan warg Desa Jatilaba, Kecamatan Margasari, Kabupaten Tegal berunjuk rasa di depan kantor bupati setempat Jumat (17/1). (Foto: Syaifullah)
ADVERTISEMENT
TEGAL - Ratusan warga Desa Jatilaba, Kecamatan Margasari, Kabupaten Tegal berunjuk rasa di depan kantor bupati setempat Jumat (17/1/2020). Mereka menuntut adanya pencemaran lingkungan akibat adanya pengolahan limbah bahan beracun dan berbahaya (B3) yang tidak berizin.
ADVERTISEMENT
Sambil membawa poster dan spanduk dengan bertuliskan berbagai kecaman, massa menggelar orasi di depan gerbang komplek kantor bupati. Mereka mendesak agar bupati secepatnya menutup pabrik pengolahan limbah B3 yang tidak berizin tersebut karena sangat berbahaya bagi kesehatan warga.
"Pada tahun lalu, bupati pernah sidak langsung ke lokasi pengolahan limbah, tapi sampai sekarang tidak ada kejelasannya," kata Koordinator Lapangan aksi, Juni Prahitno.
Setelah satu jam berlangsung, Bupati Tegal, Umi Azizah bersama sekda, Kapolres, pun datang menemui massa. Namun, massa tetap meminta agar diberi waktu untuk berdialog langsung.
Ratusan warg Desa Jatilaba, Kecamatan Margasari, Kabupaten Tegal berunjuk rasa di depan kantor bupati setempat Jumat (17/1). (Foto: Syaifullah)
Setelah itu beberapa perwakilan dipersilakan untuk berdialog di ruang rapat bupati. Beberapa perwakilan menyampaikan bahwa kondisi saat ini sudah mendesak dan pabrik pengolahan limbah harus ditutup.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal tersebut, Bupati Tegal berjanji pihaknya akan secepatnya mencari solusi untuk meyelesaikan persoalan tersebut.
"Pak sekda, tolong secepatnya bentuk tim terpadu dari unsur forkopinda. Segera gelar rapat untuk mencari solusi terbaik," pintanya kepada Sekda Kabupaten Tegal, Widodo Joko Mulyono.
Meski sudah memberikan penjelasan, namun sejumlah perwakilan massa tetep meminta kepastian sampai kapan pengolahan limbah akan ditutup. Mereka sempat emosi dan mengatakan apakah sampai menunggu ada korban. Umi Azizah pun hanya bisa menjawab, "Tolong beri kami waktu."
"Semuanya kan butuh proses dan proses itu membutuhkan waktu. Kami bahkan sudah menyiapkan anggaran Rp 420 juta untuk melakukan kajian dan lainnya," tegasnya. (Syaifullah)
ADVERTISEMENT