IMG-20210528-WA0003.jpg

Riky Ardiyanto, Pemuda Tegal Peduli Pendidikan Anak Yatim dan Dhuafa

29 Mei 2021 13:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Riky Ardiyanto, 28 tahun, saat melakukan kegiatan bersama anak yatim. Kegiatan dilakukan sebelum masa pandemi.
zoom-in-whitePerbesar
Riky Ardiyanto, 28 tahun, saat melakukan kegiatan bersama anak yatim. Kegiatan dilakukan sebelum masa pandemi.
ADVERTISEMENT
Berlatarbelakang Sarjana Pendidikan, Riky Ardiyanto, seorang pemuda di Tegal tergerak untuk mengabdikan diri dan berkarya di tengah masyarakat. Meski tak berprofesi menjadi seorang guru di sekolah, namun tak membuat pergerakan Riky di dunia pendidikan menjadi terbatas.
ADVERTISEMENT
Melalui ide dan gagasannya, Riky, yang kini berusia 28 tahun mendirikan sebuah komunitas bernama Tangan Kaki Pemuda pada 2016. Komunitas itu menggerakkan pemuda-pemudi Tegal dan sekitarnya untuk melatih kepekaan sosial. Termasuk menaruh perhatiannya kepada dunia pendidikan anak-anak Yatim dan Dhuafa.
Menurut Riky, selama ini mayoritas kepedulian terhadap anak-anak Yatim dan Dhuafa sekadar memberi santunan. Padahal anak-anak Yatim dan Dhuafa juga berhak memperoleh pendidikan dan apresiasi minat bakat.
"Berdasar dari sini lah, kami membuat program-program yang relevan dengan permasalahan tersebut," kata Riky, Jumat (27/5/2021).
Beberapa program edukasi pendidikan dan apresiasi minat bakat yang dilaksanakan antara lain: Belajar Bareng, Beasiswa Tunggakan SPP, Berbagi Kado Pendidikan yang mengajak anak-anak yatim dan dhuafa untuk gemar membaca dengan memberikan koleksi-koleksi buku yang sesuai.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada program Dolan Bareng Yatim yakni mengajak anak-anak yatim dan dhuafa untuk bermain dan belajar di alam terbuka. Kemudian program Merdeka Rame-Rame yaitu kegiatan permainan tradisional yang sudah sangat jarang dimainkan anak-anak jaman sekarang.
Riky Ardiyanto, 28 tahun, saat melakukan kegiatan bersama anak yatim. Kegiatan dilakukan sebelum masa pandemi (Foto: Bentar)
"Kami juga ada program Yatim Fest yakni kegiatan lomba minat bakat untuk anak-anak yatim dan dhuafa antar Panti Asuhan di Tegal," kata pemuda asal Kelurahan Keturen Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal itu.
Dari beberapa program tersebut sasarannya adalah anak-anak yatim dan dhuafa baik yang ada di Panti Asuhan maupun yang ada di warga masyarakat.
"Dalam setiap kegiatan tersebut, kata dia, selalu diintegrasikan dengan nilai-nilai karakter," katanya.
Tak hanya program-program edukasi pendidikan dan apresiasi minat bakat, selama masa pandemi anak-anak sekolah diharuskan belajar dari rumah menggunakan alat komunikasi handphone, tak terkecuali anak-anak yatim dan dhuafa.
ADVERTISEMENT
"Karena kondisi ekonomi keluarga yang semakin sulit, banyak siswa-siswi yang kurang mampu menjadi terhambat dalam memperoleh pendidikan sekolah, karena tidak memiliki handphone," katanya.
Dari masalah tersebut, Riky dan teman-temannya membuat program donasi handphone. Program itu untuk pendidikan yang sangat membantu anak-anak yatim dan dhuafa yang membutuhkan handphone untuk mengikuti pembelajaran secara daring.
Kondisi pandemi yang sangat berdampak ini juga mengakibatkan masyarakat dhuafa semakin mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan pokok dan lain sebagainya.
Mereka lalu membuat program Berbagi Sembako serta edukasi tentang protokol kesehatan dan berbagi masker di pasar-pasar yang ada di wilayah Tegal.
"Kemudian kegiatan Berbagi Nasi untuk dhuafa yang ada di jalanan, kegiatan Khitan Massal gratis untuk yatim dan dhuafa, serta turut serta dalam pengobatan medis bagi masyarakat pra sejahtera," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Selama 5 tahun terakhir atau sekah 2016, komunitas yang didirikan Riky telah membantu ratusan anak yatim dan dhuafa di Tegal dan sekitarnya.
Riky Ardiyanto, 28 tahun, saat bersama anak yatim. Foto diambil sebelum masa pandemi.
"Ada 475 anak yatim dan dhuafa yang telah ikut kegiatan kami. Mereka berasal dari 17 panti asuhan di Kota dan Kabupaten Tegal," katanya.
Salah satu panti asuhan yang turut merasakan manfaat kegiatan komunitas itu adalah Rumah Yatim Santoaji Tegal. Kata pengasuh rumah yatim tersebut,
Fahrudin, mengungkapkan bahwa kegiatan yang diadakan oleh Riky dan teman-temannya sangat berbeda dengan kegiatan santunan biasa.
"Karena dalam kegiatan ini anak-anak yatim diajak untuk bisa berpartisipasi dan berkembang serta berprestasi. Termasuk saat mereka mengadakan kegiatan lomba antar Panti Asuhan di Tegal. Ini yang pertama kalinya," katanya. (*)
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten