Sekolah Lapangan, Petani Belajar Menggali Potensi Kopi Salem

Konten Media Partner
23 Mei 2019 14:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petani Salem saat belajar potensi kopi dalam Sekolah Lapangan di Cibulakan, Salem.
zoom-in-whitePerbesar
Petani Salem saat belajar potensi kopi dalam Sekolah Lapangan di Cibulakan, Salem.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
BREBES - Para petani di Kecamatan Salem dalam upaya menggali potensi lokal dengan mengikuti Sekolah Lapangan (SL). Mereka tanpa sungkan-sungkan terus belajar. Menimba ilmu agar pengetahuannya bertambah. Sehingga bisa bercocok tanam dengan baik dan hasil panennya juga meningkat.
ADVERTISEMENT
Camat Salem Nur Ari HY mengaku senang dengan semangat petani dalam mengikuti kegiatan lapangan tersebut. "Memang untuk bisa berkembang, harus terus menimba ilmu," ucap Nur Ari saat meninjau SL di Cibulakan, Babakan, Desa Wanoja, Kecamatan Salem, Selasa (21/5) kemarin.
Sekolah Lapangan, lanjut Ari, masih fokus pada satu kelompok tani yaitu kelompok tani Bakti Tani, Desa Wanoja yang beranggotakan 25 orang.
Ia menjelaskan, bersama anggota Kelompok Tani, dalam bulan suci Ramadhan ini para anggota sangat bersemangat dalam menimba ilmu yang diberikan oleh para penyuluh. Di antaranya H Runta, Karsimin, Kodir dan Carkini yang merupakan Penyuluh dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Brebes.
"Anggota kelompok tani mendapatkan penyuluhan di SL setiap hari Selasa dan Kamis, selama 12 kali pertemuan," katanya.
ADVERTISEMENT
Diharapkan, kata Ari, bisa mengembangkan kegiatan pertanian, khususnya kelompok tani, dalam upaya mengembangkan potensi lokal yang ada. Juga memberdayakan para petani yang tergabung dlm kelompok tani khususnya di Desa Wanoja.
"Sekolah Lapangan, dikhususkan selama 12 kali pertemuan mengenai budidaya dan pengolahan kopi lokal Salem," ungkapnya.
Pihaknya terus terus mendorong upaya masyarakat dalam mengembangkan dan mengolah potensi lokal Salem yaitu kopi jenis robusta.
Selama Ramadan, lanjut Ari, kegiatan dimulai pukul 08.00 hingga 12.00 Wib.
Sekolah lapangan, selain memepelajari tentang budi daya dan pengolahan kopi, juga mengulas tentang pembuatan pupuk organik/kompos, penyambungan tanaman terong dan budi daya pepaya.
Salah seorang penyuluh H Runta menjelaskan, tanaman kopi robusta sudah dikembangkan tetapi belum panen. "Diperkirakan, pertengahan Juni sudah mulai panen," ujar Runta.
ADVERTISEMENT
Ia yakin, dengan makin banyaknya tanaman kopi robusta di kampung Babakan, Desa Wanoja akan menambah khasanah Kopi Salem. “Setelah panen bulan depan, baru di coba pengolahan atau di masak dan dikemas secara modern," pungkasnya. (*)
Reporter : Fajar Eko Nugroho
Editor : Muhammad Abduh