Soal Proyek "Malioboro" Kota Tegal, Ini Kekhawatiran Sopir Angkot

Konten Media Partner
23 Oktober 2021 10:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sopir angkot di Jalan Ahmad Yani Kota Tegal menunggu penumpang. (Foto Setyadi)
zoom-in-whitePerbesar
Sopir angkot di Jalan Ahmad Yani Kota Tegal menunggu penumpang. (Foto Setyadi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
KOTA TEGAL - Para sopir angkutan kota (angkot) mengaku keberatan dengan rencana penerapan sistem satu arah di Jalan Ahmad Yani Kota Tegal. Jalan tersebut saat ini sedang dibangun City Walk mirip "Malioboro".
ADVERTISEMENT
Para sopir khawatir jika proyek rampung Desember 2021 mendatang, angkot tak lagi diizinkan melintas di kawasan jantung perekonomian Kota Bahari tersebut.
Salah satu sopir angkot, Karyono, mengaku khawatir akan kehilangan pendapatan cukup besar. Sebab, selama ini banyak penumpang dari dan tujuan ke Jalan Ahmad Yani karena keberadaan Pasar Pagi dan pertokoan di kawasan itu.
"Setiap hari kan mangkal di sini. Paling banyak penumpang dari pengunjung pasar dan pertokoan. Kalau tidak boleh lewat apalagi mangkal jelas pendapatan merosot," kata Karyono, ditemui saat mangkal di depan Pasar Pagi, Jumat (22/10/2021).
Hal senada disampaikan sopir angkot lain, Asrudin (50) yang membawa angkot jurusan Tegal-Dukuhturi.
"Jujur kami khawatir kalau satu arah. Apalagi dari selatan ke utara. Kalau biasanya seperti ini kan kita melintas dari utara ke selatan tidak memutar," kata warga asa Desa Pangkah, Kabupaten Tegal.
ADVERTISEMENT
Sama halnya dengan Karyono, Asrudin juga khawatir, saat satu arah diberlakukan nantinya tidak bisa menunggu penumpang di depan Pasar Pagi seperti sekarang ini.
"Terus terang kami merasa keberatan jika jalan ini dijadikan satu arah. Harapannya tetap seperti ini saja. Kami takut, jika satu arah diberlakukan, nanti jadi tidak bisa menunggu penumpang," katanya.
Asrudin sendiri mengaku sudah lebih dari 10 tahun menggantungkan pendapatan dari penumpang di depan Pasar Pagi Kota Tegal.
Ia menuturkan, saat bekerja dari pagi hingga sore hari, berhasil mengumpulkan uang sekitar Rp 100.000. Namun itu pendapatan kotor. Dari jumlah tersebut, Rp 30.000 disetorkan kepada pemilik angkot, dan Rp 40.000 digunakan untuk membeli bahan bakar.
"Setoran sehari Rp 30 ribu dan Rp 40 ribu beli bensin. Sisanya saya bawa pulang. Ya paling banyak bisa dapat Rp 40 hingga Rp 50 ribu sehari," akunya.
ADVERTISEMENT
Diungkapkan Asrudin, saat ini jumlah angkot jurusan Tegal-Dukuhturi semakin berkurang. Beberapa teman seprofesinya juga banyak memilih tidak beroperasi, karena sepi penumpang.
"Biasanya ada sembilan orang. Tapi sekarang tinggal beberapa saja. Karena kondisinya sepi. Setengah jam paling hanya bisa dapat tiga penumpang. Makanya kami khawatir jika satu arah diterapkan jadi semakin sepi," pungkasnya.
Seperti diketahui, Dinas Perhubungan Kota Tegal dalam waktu dekat berencana menerapkan sistem satu arah untuk memudahkan aktivitas pekerjaan proyek.
Bahkan rencana sistem satu arah akan dipatenkan di proyek City Walk senilai Rp 9,7 miliar di Jalan Ahmad Yani setelah disosialisasikan ke masyarakat.