Tarmuji, Petani Muda Asal Tegal Ikuti Program Magang di Jepang

Konten Media Partner
15 Maret 2019 20:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Muhammad Tarmuji (paling kanan) saat menemui Bupati Tegal Umi Azizah. (Foto: Dok. Humas Pemkab Tegal)
zoom-in-whitePerbesar
Muhammad Tarmuji (paling kanan) saat menemui Bupati Tegal Umi Azizah. (Foto: Dok. Humas Pemkab Tegal)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
SLAWI - Muhamad Tarmuji (22), seorang pemuda asal Desa Dukuhwaru, Kecamatan Dukuhwaru, Kabupaten Tegal berhasil mengikuti Program Magang dengan Asosiasi Petani Jepang (JAEC) di Jepang. Dia akan berada di negeri sakura itu selama sebelas bulan.
ADVERTISEMENT
Rencananya, Tarmuji berangkat pada 11 April 2019 bersama dengan 44 pemuda dari seluruh Indonesia. Mereka akan mengikuti serangkaian program pengembangan yang digagas oleh Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP).
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Khofifah, mengatakan Tarmuji adalah sosok petani yang berkualitas, andal, produktif, berkemampuan manajerial. Dia juga berperan dalam organisasi petani sebagai anggota dan pelestarian lingkungan hidup sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan.
“Harapannya Tarmuji bisa menjadi motivasi generasi muda untuk mulai mencintai dunia pertanian,” kata Khofifah saat mendampingi Tarmuji bertemu dengan Bupati Tegal, Umi Azizah , di Ruang Kantor Bupati, Kamis (14/3) siang.
Usai menemui Bupati, Tarmuji menceritakan awal mula mencintai dunia pertanian. Menurutnya, kecintaan awal datang dari kedua orangtuanya, yang semuanya adalah seorang petani.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Tarmuji bekerja sebagai karyawan swasta di Jakarta. Meskipun jauh dari orangtuanya, Tarmudji selalu mengamati perkembangan pertanian kedua orangtuanya.
“Saya sering mengamati, kenapa hasil pertanian di Kabupaten Tegal khususnya orang tua saya tidak pernah maju. Banyak kendala dipupuk, hasil produksi sampai hasil panennya pun dijual dengan harga murah,” tandasnya.
Kemudian, lanjut Tarmuji, ia mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh beberapa balai pertanian. Setelah mendapatkan pengetahuan yang cukup, ia mulai mengolah pupuk dari kotoran sapi menggunakan cacing Lumbricus Rubellus.
“Selain mengolah pupuk, saya juga beternak sapi. Alhamdulillah dari usaha saya, perekonomian keluarga saya stabil dan saya merasa berguna menjadi seorang anak karena bisa membantu kedua orang tua saya,” pungkasnya. (Inspire Slawi)
ADVERTISEMENT
Editor: Irsyam Faiz