Tiga Investor Korsel Lirik Kawasan Industri Terpadu Batang

Konten Media Partner
14 Agustus 2020 21:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Dinas Penanaman Modal Terpadu Satu Pintu Kabupaten Batang, Sri Purwaningsih saat memberikan pemaparan tentang KIT kepada calon investor dari negara Korea Selatan, Kamis (13/8).
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Dinas Penanaman Modal Terpadu Satu Pintu Kabupaten Batang, Sri Purwaningsih saat memberikan pemaparan tentang KIT kepada calon investor dari negara Korea Selatan, Kamis (13/8).
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
BATANG - Tiga investor Korea Selatan (Korsel) tertarik dengan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang. Bahkan dari 3 investor Korea yang sempat berkunjung ke KIT Batang pada Kamis (13/8) lalu positif berinvestasi.
ADVERTISEMENT
Bupati Batang, Wihaji, Jumat (14/8) mengatakan bahwa KIT Batang sudah banyak diminati oleh investor asing. Salah satunya berasal dari negeri ginseng.
"Ketiga investor itu sudah meninjau langsung. Bahkan, salah satu dari mereka positif investasi di Batang," katanya.
Wihaji menegaskan, ketiga investor asal Korsel itu serius untuk investasi di KIT Batang. Namun demikian, Wihaji enggan membeberkan tentang jenis bidang usaha yang akan diinvestasikan di Batang.
"Ketiga investor ini dibawa oleh Badan Koordinasi Penanan Modal (BKPM). Jadi tidak usah saya sebut bidang usaha perusahaannya. Karena mereka sudah mengirim surat resmi peminatan," ujarnya.
Menurutnya, kawasan KIT Batang memiliki memiliki lahan seluas 4300 hektar yang berada di Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing. Pada tahap pertama akan dibangun 450 hektar yang didalamnya termasuk konsep Transit Oriented Development (TOD).
ADVERTISEMENT
"Ini sudah ada MoU-nya. Cuma letaknya saja yang berubah dan luasan tanahnya masih dikompromikan," ungkapnya.
Untuk KIT Batang, lanjut Wihaji, Pemkab memiliki saham sebesar 10 persen. Rinciannya, PT Pembangunan Perumahan 35 persen, PT Kawasan Industri Wijayakusma 30 persen dan PT Perkebunan Nusantara 20 persen.
"Jadi, perkembanganya KIT sekecil apapun kita tahu," jelasnya.
KIT Batang sendiri dikelola oleh BUMN dan BUMD Batang dan saat ini masih dalam tahapan pembuatan masterplan. Namun demikian sudah banyak purasahaan asing yang mengunjungi untuk melihat kondisi sebenarnya di KIT Batang.
Wihaji pun berharap, masyarakat mempersiapkan diri agar bisa bekerja di KIT Batang. "Kita tidak mau masyarakat Batang hanya jadi penonton. Kalau warga kita memenuhi persyaratan untuk bekerja di KIT Batang, akan kita prioritaskan,” pungkasnya. (*)
ADVERTISEMENT