Ungkap Kasus Kematian SA, Polisi Lakukan Autopsi

Konten Media Partner
17 Maret 2019 16:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
jenazah SA diautopsi di kamar jenazah RSUD Brebes, Minggu (17/3).
zoom-in-whitePerbesar
jenazah SA diautopsi di kamar jenazah RSUD Brebes, Minggu (17/3).
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
BREBES - Guna mengungkap kasus kematian seorang bocah perempuan bernama SA, 13 tahun, kepolisian melakukan outopsi dengan membawa jenazah korban ke RSUD Brebes. SA diduga dianiaya oleh bapak kandungnya sendiri.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, jenazah SA rencananya akan dimakamkan pada Minggu (17/3) siang, warga Desa Pesantunan Kecamatan Wanasari itu. Tapi terpaksa ditunda untuk kepentingan penyelidikan.
"Sebelum melakukan autopsi kepada jenazah korban. Kami dari kepolisian telah meminta persetujuan kepada keluarga korban," ucap Kapolres Brebes AKBP Aris Supriyono melalui Kasatreskrim AKP Tri Agung Suryomicho saat berada dirumah duka.
Ia menerangkan, autopsi akan dilakukan oleh tim Forensik Polda Jawa Tengah di RSUD Brebes. "Saat ini masih menunggu kedatangan tim forensik Polda Jateng untuk melakukan outopsi," kata dia.
Selain membawa jenasah ke RSUD Brebes, lanjut dia, pihaknya juga membawa ayah dan ibu korban untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi dalam kasus kematian anaknya.
"Untuk memastikan penyebab kematian korban harus dilakukan autopsi. Ya meskipun sebelumnya dari pihak RS menyatakan korban meninggal dunia lantaran menderita penyakit paru-paru. Tapi juga ada informasi kalau korban dianiaya," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Selain melakukan outopsi dan memeriksa sejumlah saksi. Polisi juga telah mengumpulkan barang bukti lainya. Seperti, video pengakuan korbam sebelum meninggal dunia.
Sebelum meninggal dunia, kondisi tubuh SA memang sangat memprihatinkan. Bocah perempuan itu tampak kurus. Badan, kedua kaki, dan kedua tanganya seperti hanya menyisakan tulang dibalut kulitnya.
Suasana rumah duka di Desa Pesantunan, Kecamatan Wanasari, Brebes. (Foto: Eko)
Saat dirawat di RSUD Brebes, kondisi tubuhnya sudah lemah. SA hanya berbaring lemas, dengan terbata-bata sesekali dirinya menuturkan apa yang sedang dialaminya.
Ibu SA, Sri Mulyani, meyakini bahwa anak perempuannya menjadi korban penganiayaan oleh ayahnya sendiri. Pasalnya, sebelum meninggal, SA sempat bercerita kalau dia dianiaya oleh ayahnya sendiri.
"Dia cerita ke saya 'mamah saya dibanting, dipukul dan ditampar sama ayah', dia bilang gitu. Ada rekamannya waktu di rumah sakit," jelas Sri.
ADVERTISEMENT
Sri berharap, pihak penegak hukum bisa mengusut tuntas kasus ini. Agar, penyebab kematian anaknya bisa terungkap.
Ayah Membantah
Saat dimintai konfirmasi, ayahnya, Insan Nurullah, mengakui kalau selama ini SA tinggal bersamannya setahun terakhir. Namun dia membantah telah menganiaya SA. Dia menyatakan tak pernah melakukan seperti apa yang dituduhkan kepadanya, seperti menampar dan membanting.
Dia mengaku pernah mendorong SA di kasur hingga terjatuh. "Mungki waktu itu saya lelah baru pulang kerja. Anak saya belum mandi. Suruh cuci muka gak mau, suruh makan gak mau. Terus saya dorong. itu saja jatuhnya di kasur," jelas dia.
Kendati demikian, Insan siap menjalani proses hukum jika kasus ini dilanjutkan ke pengadilan. "Pokoknya saya siap. Apapun risikonya akan saya ambil," katanya.
ADVERTISEMENT
Reporter: Fajar Eko Nugroho
Editor: Irsyam Faiz