Warga Binaan Lapas Slawi Dilatih Bikin Sarung Goyor

Konten Media Partner
19 Februari 2020 21:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga binaan di Lapas Slawi dilatih membuat sarung goyor. (Foto: Syaifullah)
zoom-in-whitePerbesar
Warga binaan di Lapas Slawi dilatih membuat sarung goyor. (Foto: Syaifullah)
ADVERTISEMENT
SLAWI - Warga binaan di Lembaga pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Slawi, Kabupaten Tegal dilatih untuk memproduksi dan mengembangkan produk khas lokal seperti Sarung Goyor. Pelatihan ini difasilitasi oleh Kementrian Perindustrian (Kemenperin).
ADVERTISEMENT
"Tujuannya meningkatkan ketrampilan para warga binaan dalam menghasilkan karya produksi. Sehingga ketika keluar dari lapas mereka bisa berwirausaha," kata Ditjen Idustri Kecil Menengah Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsi saat berkunjung ke Lapas II Slawi, Rabu (19/2).
Kemenperin sengaja menjadikan Sarung Goyor sebagai tema dalam bimbingan teknis pengembangan wirausaha baru IKM. Sebab, Sarung Goyor memiliki potensi dan peluang bisnis yang bisa dihasilkan. Bimbingan teknis sendiri akan dilaksanakan selama 7 hari ke depan.
"Kami mendorong terbentuknya perjanjian kerjasama antara Lapas dan IKM Fahaltex. Jadi Lapas menyiapkan tenaganya dan IKM Fahaltex memberikan fasilitas berupa bahan baku, mesin dan peralatan tenun," katanya.
Untuk pemasaran Sarung Goyor yang diproduksi para warga binaan, Kemenperin juga mengarahkan agar bisa dilakukan secara online. Sedangkan untuk pemasaran offline, Kemenperin akan memfasilitasi agar produksi para warga binaan bisa diikutkan dalam ajang pameran.
ADVERTISEMENT
"Kami memfasilitasi Lapas untuk melakukan Mou dengan perusahaan," tambahnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS) Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham), Sri Puguh Budi Utami, menyatakan kegiatan bimbingan teknis ini untuk mendukung program yang sudah dideklarasikan. Yakni 38 ribu lebih warga binaan harus mendapatkan ketrampilan.
"Tentunya ini untuk mendukung program pemerintah SDM unggul maju. Beberapa tahun lalu produk unggulan narapidana sudah dipamerkan di Kemenperin," katanya.
Menurutnya, produk yang dipamerkan adalah produk produk hasil kerajinan warga binaan yang punya nilai ekonomi. Ketika dijual narapidana akan mendapat premi, sebagian diserahkan kepada negara sebagai penerimaan negara bukan pajak.
"Nanti ketika mereka mendapatkan pelatihan, kemudian bisa menghasilkan produk. Sehingga mereka bisa menjalankan kehidupannya setelah keluar," pungkasnya. (Syaifullah)
ADVERTISEMENT