Warga Desa di Kaki Gunung Slamet Dengar Suara Dentuman

Konten Media Partner
14 Februari 2020 21:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Potret Gunung Slamet diambil dari Pos Pengamatan Gunung Api Desa Gambuhan, Pulosari, Pemalang. (Foto: Irsyam Faiz)
zoom-in-whitePerbesar
Potret Gunung Slamet diambil dari Pos Pengamatan Gunung Api Desa Gambuhan, Pulosari, Pemalang. (Foto: Irsyam Faiz)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
TEGAL - Sejumlah warga Desa Rembul, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal mendengar suara dentuman keras dari lereng Gunung Slamet, Jumat (14/2). Namun demikian, warga belum bisa memastikan apakah suara tersebut berasal dari Gunung Slamet yang saat ini berstatus waspada atau suara geluduk mengingat cuaca saat itu mendung.
ADVERTISEMENT
"Iya tadi saya dengar suaranya keras, sekitar pukul 13.30 WIB atau sehabis Sholat Jumat. Warga juga banyak yang dengar kok. Cuma kita belum tahu pasti, apa itu suara dari Gunung Slamet atau suara geludug mau hujan," kata Rizal, 30 tahun, salah seorang warga Desa Rembul.
Terkait dengan sura dentuman tersebut, Rizal mengaku tidak kaget, mengingat aktivitas Gunung Slamet kini masih berstatus waspada. Selama Gunung Slamet berstatus waspada, ia juga sering melihat asap tebal berwarna putih keluar dari puncak gunung.
"Yang saya tahu cuma asap tebal yang keluar. Tapi mudah mudahan aman-aman saja," katanya.
Sementara itu, Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Pemalang, Sudrajat mengatakan bahwa aktivitas Gunung Slamet masih seperti biasa dan tidak mengeluarkan suara dentuman. "Itu tidak benar, karena aktivitas Gunung Slamet masih seperti biasa. Mungkin yang di dengar warga itu suara geludug mau hujan," katanya.
ADVERTISEMENT
Terkait dengan asap tebal berwarna putih yang keluar dari puncak gunung, Sudrajat, mengatakan itu adalah dampak dari aktivitas gunung. Sedangkan aktivitas waspada tersebut ditetapkan sejak Bulan Agustus 2019 hingga sekarang masih berlaku.
"Asap putih itu karena ada panas dari pengaruh magma di dalam perut gunung. Sehingga terjadi penguapan, berbentuk hembusan asap. dominan faktor uang air. Suhu air di lereng gunung juga sampai saat ini masih normal," tambahnya.
Dari hasil pengamatan dari pukul 06.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB, asap kawah bertekanan lemah. Asap berwarna putih dengan intensitas tipis, sedang hingga tebal dengan ketinggian 100 hingga 200 meter dari atas puncak kawah.
Adapun jumlah gempa hembusan sebanyak 91 dengan amplitudo 0,5-5 milimeter dengan durasi 15 hingga 55 detik. Selain itu, juga terjadi gempa tremor dengan amplitudo 0,5-5 milimeter dan dominan 3 milimeter.
ADVERTISEMENT
"Jadi statusnya masih waspada. Kami imbau, warga tidak beraktivitas dalam radius 2 kilometer dari puncak gunung," jelasnya. (Syaifullah)