Etika Komunikasi: Menghentikan Wabah Cyberbullying di Media Sosial

Patricksius
Mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya, Announcer at Se7enline Radio
Konten dari Pengguna
9 Juni 2024 13:26 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Patricksius tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
konsep cyber bullying. orang yang menggunakan laptop komputer notebook untuk interaksi media sosial dengan ikon pemberitahuan ujaran kebencian dan komentar rata-rata di jejaring sosial (Picture from iStock)
zoom-in-whitePerbesar
konsep cyber bullying. orang yang menggunakan laptop komputer notebook untuk interaksi media sosial dengan ikon pemberitahuan ujaran kebencian dan komentar rata-rata di jejaring sosial (Picture from iStock)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Etika adalah pedoman yang menilai baik buruknya perilaku manusia. Ini mencakup pertimbangan moral mengenai benar atau salahnya tindakan seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Shannon dan Weaver dalam Changara (2010), komunikasi adalah interaksi antara manusia yang saling mempengaruhi, baik secara sengaja maupun tidak sengaja (Zubaidah Nasution et al, 2019). Dengan demikian, etika komunikasi adalah nilai yang mengukur baik buruknya tindakan seseorang dalam berkomunikasi, termasuk cara berbicara, penggunaan bahasa, dan cara berinteraksi. Dalam berkomunikasi, kita perlu memperhatikan penggunaan bahasa dan sikap yang baik agar pesan tersampaikan dengan jelas tanpa menimbulkan kesalahpahaman.
ADVERTISEMENT
Etika komunikasi tidak hanya berlaku dalam interaksi langsung, tetapi juga penting dalam komunikasi di dunia maya, seperti di media sosial. Menurut Sri Desti Purwatiningsih et al (2020), media sosial adalah platform online yang memudahkan pengguna untuk berinteraksi dan berbagi cerita dengan masyarakat luas. Media sosial populer saat ini, seperti Instagram, memungkinkan pengguna untuk mengunggah foto dan video, serta berinteraksi melalui fitur like, comment, dan share. Melalui fitur komentar, orang yang kurang beretika sering memberikan komentar negatif seperti hinaan dan cacian pada postingan yang tidak mereka sukai.
Komentar negatif di media sosial dapat dianggap sebagai bentuk perundungan atau cyberbullying. Cyberbullying adalah tindakan perundungan di dunia maya yang melibatkan posting foto atau komentar untuk mempermalukan dan mengolok-olok orang lain, serta mengancam dan menyebarkan hoaks. Cyberbullying juga bisa terjadi karena pengaruh lingkungan atau tren 'ikut-ikutan' dalam memberikan komentar negatif. Dampaknya sangat merugikan, menyebabkan korban merasa tertekan, depresi, bahkan sampai bunuh diri. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan etika komunikasi dalam dunia maya untuk mencegah cyberbullying.
ADVERTISEMENT

Bertanggung Jawab Atas Kata-kata yang Disampaikan

Etika komunikasi menekankan tanggung jawab atas apa yang kita komunikasikan. Ini berarti sebelum menulis komentar atau membagikan informasi, kita perlu memikirkan dampak dari kata-kata kita terhadap orang lain. Kata-kata yang kita ucapkan atau tuliskan dapat memiliki pengaruh yang besar, baik positif maupun negatif. Oleh karena itu, kita harus memastikan bahwa apa yang kita katakan tidak akan menyakiti atau merugikan orang lain. Sikap bertanggung jawab ini mengharuskan kita untuk lebih berhati-hati dan bijaksana dalam berkomunikasi, terutama di platform yang terbuka seperti media sosial.

Menghormati dan Menghargai Postingan Orang Lain

Menghormati dan menghargai postingan orang lain adalah bagian integral dari etika komunikasi di media sosial. Setiap orang memiliki hak untuk mengekspresikan diri dan berbagi konten yang mereka sukai, selama tidak melanggar aturan atau merugikan orang lain. Saat kita melihat postingan yang tidak kita setujui atau tidak kita sukai, kita bisa memilih untuk mengabaikannya daripada meninggalkan komentar negatif atau merendahkan. Menghormati postingan orang lain berarti kita menghargai usaha, pemikiran, dan perasaan mereka yang tercermin dalam konten tersebut.
ADVERTISEMENT

Menanamkan Nilai Empati

Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang dirasakan orang lain. Menanamkan nilai empati dalam diri kita membantu menciptakan komunikasi yang lebih baik dan lebih beradab, baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Dengan empati, kita lebih mampu menempatkan diri kita pada posisi orang lain dan mempertimbangkan perasaan mereka sebelum memberikan komentar atau tanggapan. Ini sangat penting di media sosial, di mana kata-kata kita dapat dengan mudah disalahartikan atau menimbulkan rasa sakit.

Kesadaran Diri Sendiri

Kesadaran diri adalah aspek penting dari etika komunikasi yang membantu kita memahami dampak dari tindakan kita di media sosial. Menyadari bahwa kata-kata dan tindakan kita dapat memiliki konsekuensi serius adalah langkah pertama untuk menghindari perilaku yang merugikan seperti cyberbullying. Kesadaran diri mengharuskan kita untuk berpikir dua kali sebelum memposting komentar atau berbagi konten yang dapat menyakiti orang lain. Ini juga berarti kita harus mengendalikan diri kita dari dorongan untuk memberikan komentar negatif atau ikut-ikutan dalam tren negatif di media sosial.
ADVERTISEMENT

Tidak Menyimpulkan Sesuatu Secara Instan

Di era informasi digital, kehati-hatian dalam menafsirkan konten di media sosial menjadi sangat penting. Konten seringkali dipresentasikan tanpa konteks, mengakibatkan kesalahpahaman dan reaksi berlebihan. Sebelum merespons atau membagikan informasi lebih lanjut, penting untuk mencari kebenaran dan memahami konteksnya dengan baik. Tindakan ini tidak hanya mencegah penyebaran informasi yang salah, tetapi juga menunjukkan penghargaan terhadap kebenaran serta kesadaran akan dampaknya terhadap orang lain. Menerapkan prinsip etika komunikasi, seperti memeriksa fakta dan merenung sebelum memberikan respon, mencerminkan tanggung jawab sosial dalam menggunakan media sosial. Hal ini membantu kita menjadi pengguna yang lebih bijaksana dan bertanggung jawab, serta mengurangi potensi konflik. Konsistensi dalam menerapkan etika komunikasi tidak hanya membantu mengatasi kasus cyberbullying, tetapi juga mendukung penciptaan lingkungan media sosial yang lebih aman, dukung, dan beradab.
ADVERTISEMENT
DAFTAR PUSTAKA
Nasution, Z., Jati, A. K. N., & Setia, S. (2019). Pelatihan etika berbahasa bagi siswa untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi di media sosial. Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(2), 117-128.
Purwatiningsih, S. D., Inayah, R., & RadjaGukguk, S. (2020). Etika Komunikasi dalam Penggunaan Media Sosial Facebook Sebagai Sarana Media Interaksi. Ikon--Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi, 24(3), 246-266.
Wulandah, S. (2023). Fenomena Cyberbullying: Krisis Etika Komunikasi Netizen Pada Media Sosial Instagram. Jurnal Analisa Sosiologi, 12(2).